Implementasi keamanan siber menjadi aspek yang vital dalam setiap organisasi, sebagai yang diingatkan oleh praktisi keamanan siber, Atik Pilihanto. Kepentingan ini diterjemahkan sebagai budaya yang harus tertanam dalam struktur bisnis atau pemerintahan guna menghindari risiko kejahatan siber. Dalam pandangannya, kehati-hatian adalah kunci untuk menutup celah yang dapat dieksploitasi oleh pihak tak bertanggung jawab. Sebagai Security Solution Director di ITSEC, Atik menegaskan bahwa penerapan prinsip-prinsip keamanan tidak hanya memberikan perlindungan tetapi juga kesiapan untuk menghadapi insiden siber dengan cepat dan efektif.
Risiko serangan siber bukanlah hal yang bisa dianggap sepele, terutama bagi institusi finansial yang cenderung menjadi target. Namun, tidak hanya sektor tersebut yang rentan, melainkan juga layanan publik lainnya seperti perusahaan minyak, telekomunikasi, e-commerce, hingga layanan kesehatan. Ke depan, perlunya peningkatan pengamanan siber untuk industri infrastruktur vital seperti perminyakan, gas, pertambangan, energi, dan layanan publik menjadi tindakan yang mendesak.
Kejahatan siber bukanlah ancaman baru bagi Indonesia, namun semakin terlihat signifikan dengan perkembangan teknologi digital. Keberadaan media sosial dan kecerdasan buatan telah mempermudah akses bagi pihak-pihak yang bermaksud jahat. Atik juga memperingatkan tentang risiko kejahatan siber yang dilakukan oleh orang dalam institusi, yang memberikan celah bagi pihak luar untuk meretas sistem. Di sisi lain, masih banyak yang mengabaikan pentingnya keamanan siber sebagai investasi jangka panjang, padahal hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan dan kehandalan layanan bagi pelanggan.
Untuk mengantisipasi tantangan tersebut, ITSEC Asia terus melakukan inovasi dan berkolaborasi dengan lembaga lain guna memperkuat kemampuan dalam memitigasi risiko kejahatan siber. Inisiatif ini menjadi langkah proaktif dalam menjaga keamanan sistem yang semakin kompleks dan rentan terhadap ancaman digital. Dengan begitu, keamanan siber bukan lagi sekadar biaya tetapi dianggap sebagai investasi yang krusial dalam menjaga keberlangsungan bisnis dan layanan publik.
Dalam era di mana teknologi menjadi pilar utama dalam menyediakan layanan dan berinteraksi dengan publik, penting bagi setiap organisasi untuk memprioritaskan keamanan sebagai bagian integral dari operasional mereka. Kultur kehati-hatian dalam menghadapi ancaman siber tidak hanya melindungi aset dan data, tetapi juga membangun kepercayaan dari para pelanggan dan pengguna layanan publik. Anakkayanya, investasi dalam keamanan siber bukanlah pilihan, melainkan keharusan untuk memastikan kelangsungan dan integritas dari entitas bisnis dan layanan publik.