Hingga saat ini, Indonesia tampaknya dapat memenuhi kebutuhan gas secara lokal tanpa harus mengimpor LNG. Hal ini disampaikan Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, yang menyatakan bahwa produksi dalam negeri sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan LNG pada April-Mei 2025. Meskipun demikian, kemungkinan impor LNG masih sedang dievaluasi oleh pihak terkait.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, konsumsi gas bumi untuk pasar domestik pada tahun 2024 mencapai 3.881 billion british thermal unit per day (bbtud), menurun 4,76% dibanding tahun sebelumnya. Di sisi lain, ekspor gas bumi mencapai 1.905 bbtud pada tahun yang sama, meningkat 6,19% dari tahun sebelumnya.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pihaknya berencana untuk mengalihkan ekspor gas pipa ke Singapura untuk kebutuhan domestik yang semakin meningkat. Rincian penggunaan gas domestik pada tahun 2024 mencakup sektor industri, kelistrikan, LNG domestik, pupuk, LPG domestik, gas perkotaan, dan bahan bakar gas.
Dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan gas domestik yang terus berkembang, Indonesia terlihat fokus pada produksi dalam negeri sebagai langkah preventif sebelum harus mengimpor LNG. Strategi ini diharapkan dapat menjaga kemandirian energi Indonesia dan memastikan pasokan gas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.