Pemerintah Afrika Selatan hampir menentukan dukungan terhadap tawaran mana yang akan memulihkan Grand Prix Formula 1 kembali ke negara tersebut. Dua tawaran utama muncul dari Cape Town dan Kyalami, dan kedua pihak telah memperbarui proposal mereka. Tawaran Cape Town, yang mengusulkan sirkuit jalanan sepanjang 5,7 km di sekitar Cape Town Stadium dengan desain karya Tilke, sepertinya memiliki keunggulan. Penyelenggara dari Cape Town juga menonjolkan lokasi yang strategis, fasilitas yang mudah diakses, latar belakang alam yang memukau, dan potensi dampak positif bagi sektor pariwisata.
Desain terbaru sirkuit Cape Town sekarang tidak lagi melibatkan Stadion DHL dalam lintasan balapan, tetapi digunakan untuk fasilitas pendukung seperti paddock dan pusat media. CEO Cape Town GP, Igshaan Amlay, menjelaskan bahwa perubahan ini bertujuan untuk memperluas aksesibilitas balapan Formula 1 kepada lebih banyak orang. Meskipun kedua tawaran memiliki daya tariknya sendiri, tetapi prospek F1 kembali ke Afrika Selatan masih diragukan. Mereka harus bersaing keras dengan negara-negara lain seperti Thailand, Rwanda, dan Korea Selatan untuk mendapatkan tempat di kalender F1 mulai 2028.
Amlay, yang sudah lama berupaya membawa F1 ke Cape Town, merasa bahwa momentum untuk mewujudkan impian itu semakin mendekat. Dukungan dari pemerintah, investor, dan penggemar Formula 1 juga semakin meningkat. Namun, tantangan terbesar adalah meyakinkan Formula One Management dan calon sponsor bahwa Afrika Selatan adalah tuan rumah yang ideal untuk F1. Keberhasilan mengembalikan F1 ke Afrika Selatan tidak hanya akan berdampak pada kota Cape Town, tetapi juga pada negara secara keseluruhan dalam hal ekonomi, pariwisata, dan prestise. Amlay berharap bahwa, dengan keyakinan, kerja keras, dan dukungan yang ada, impian tersebut akhirnya akan menjadi kenyataan.