Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama dan mantan Wakil Presiden Kamala Harris, baru-baru ini mengekspresikan kritik terhadap kebijakan pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump. Salah satu isu yang ditekankan adalah pengaturan tarif resiprokal yang menuai kritik tajam dari berbagai negara. Obama, dalam pidatonya, menyoroti kebijakan Trump terkait kebijakan tarif resiprokal serta perlakuan otoriter yang dicap oleh Gedung Putih. Ia juga menekankan kekhawatiran terhadap ancaman yang ditujukan kepada universitas jika mahasiswanya menggunakan hak mereka untuk berbicara bebas.
Selain itu, Obama mengomentari pendekatan yang diambil oleh pemerintahan Trump dalam menanggapi perbedaan pendapat dan mencoba mengintimidasi kantor berita serta lembaga hukum. Harris juga menyuarakan pandangannya terhadap langkah-langkah Trump dan menilai bahwa banyak tindakan yang dilakukannya sejak kembali menjabat dapat diprediksi. Ia tidak terkejut dengan dampak besar yang dihasilkan oleh kembalinya Trump ke Gedung Oval yang memunculkan rasa ketakutan di masyarakat.
Dalam suatu pernyataan sebelumnya, Obama telah memperingatkan bahaya yang mungkin timbul jika Trump terpilih kembali. Ia menyatakan bahwa hanya karena tindakan Trump terlihat konyol, tidak berarti masa jabatannya tidak akan menjadi ancaman serius. Kritik terhadap kebijakan Trump juga disuarakan oleh Harris dalam sebuah video pernyataan di Leading Women Defined Summit. Para mantan pejabat ini menyoroti konsekuensi yang timbul dari kebijakan Trump dan menegaskan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukannya memiliki dampak yang dapat diprediksi.