Perang Dagang Menjelang, Tarif Trump Berlaku

Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru saja memberlakukan tarif baru untuk semua produk impor dari beberapa negara. Tarif dasar sebesar 10% ini berlaku mulai Sabtu dini hari waktu setempat di pelabuhan, bandara, dan gudang pabean AS. Menurut Kelly Ann Shaw, seorang pengacara perdagangan di Hogan Lovells, perubahan ini merupakan aksi perdagangan terbesar dalam sejarah. Shaw juga memperkirakan bahwa tarif ini masih akan berubah seiring negosiasi yang dilakukan oleh negara-negara tertentu.

Beberapa negara yang pertama kali terkena tarif 10% termasuk Australia, Inggris, Brasil, Kolombia, Argentina, dan Arab Saudi. Tarif “timbal balik” dari Trump yang berkisar dari 11% hingga 50% akan diberlakukan lebih lanjut pada impor China dan Uni Eropa. Indonesia pun merespons kebijakan tarif AS dengan tarif hingga 32% terhadap produk Indonesia. Pemerintah Indonesia telah merespons dengan beberapa langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif terhadap ekonomi nasional.

Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan strategi menangkal dampak kebijakan tarif impor Trump dengan berbagai langkah sejak dilantik. Langkah-langkah strategis seperti perluasan mitra dagang, percepatan hilirisasi sumber daya alam, dan penguatan konsumsi dalam negeri telah diterapkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melalui berbagai perjanjian dagang multilateral dan langkah-langkah strategis lainnya, Indonesia berusaha mempertahankan stabilitas ekonomi dalam menghadapi ketidakpastian global.

Source link