Perang dagang pada dasarnya adalah pertempuran strategi. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menganggap kebijakan tarif sebagai langkah untuk mengembalikan kejayaan industri Amerika yang sulit bersaing dengan mitra perdagangan lainnya. Trump menjuluki 2 April sebagai “Hari Kemerdekaan Ekonomi” atau “Hari Pembebasan.” Setiap presiden dianggap sebagai Strategist in Chief negaranya, yang merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan utama. Dalam pemerintahan, strategi menjadi pondasi kemajuan dan stabilitas negara di tengah kompleksitas lanskap geopolitik global saat ini.
Presiden Prabowo Subianto, Indonesia, dikenal sebagai seorang pemimpin pembaca yang tekun. Ia terus melatih dan memperluas pemikiran strategisnya melalui buku-buku, membuat perpustakaannya menjadi tempat utama untuk belajar dan bekerja. Kekuatan dari setiap strategi presiden sangat bergantung pada pengalaman dan kedalaman pemikiran. Pemerintah juga berfokus pada upaya untuk memperkuat komunikasi publik dan meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.
Langkah-langkah taktis kunci yang dilakukan pemerintahan Prabowo-Gibran dalam 150 hari pertama termasuk mereformasi militer, menjaga pertahanan nasional, mencapai kedaulatan pangan dan energi, menciptakan lapangan kerja, memperkuat modal manusia, memajukan hilirisasi dan industrialisasi, memberdayakan desa, serta memerangi korupsi. Semua langkah ini bertujuan untuk membangun Indonesia yang makmur dan maju, dengan Presiden Prabowo sebagai seorang Strategist in Chief yang memimpin menuju masa depan yang lebih cerah.
