Cara Aman Melepas Helm Korban Kecelakaan: Teknik Yang Tepat

Ketika terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara sepeda motor, tindakan pertama yang dilakukan oleh saksi atau penolong di lokasi kejadian sangatlah krusial. Salah satu tindakan terpenting adalah melepas helm korban dengan teknik yang aman dan tepat. Banyak orang yang panik saat melihat kecelakaan dan melakukan kesalahan, seperti melepas helm dengan satu tangan tanpa bantuan orang lain, menarik helm dengan cepat tanpa memperhatikan posisi kepala dan leher korban. Bahkan, menggerakkan tubuh korban secara sembarangan, tanpa mempertimbangkan adanya cedera kepala atau leher. Kesalahan penanganan awal dalam melepas helm bisa memperparah cedera korban. Menurut panduan dari berbagai lembaga medis kesehatan, melepas helm korban kecelakaan tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada teknik khusus yang harus diikuti untuk meminimalkan risiko kecelakaan. Teknik ini umumnya melibatkan dua orang penolong yang bekerja sama untuk menjaga kepala, leher, dan tulang belakang korban kecelakaan.

Alasan melepas helm korban kecelakaan dengan tepat itu penting karena helm dirancang untuk melindungi kepala dari benturan keras, tetapi dalam kasus kecelakaan, helm juga bisa menjadi masalah jika tidak dilepas dengan hati-hati. Jika korban mengalami cedera tulang belakang atau leher, pergerakan yang tiba-tiba dan tidak terkontrol dapat memperburuk kondisi ini. Oleh karena itu, melepaskan helm dengan teknik yang tepat adalah penanganan yang sesuai prosedur medis standar, untuk mencegah cedera pada korban.

Prosedur melepas helm yang sesuai prosedur medis dimulai dengan penolong pertama menjaga kepala dan leher korban. Letakkan kedua telapak tangan di sisi belakang kepala dan leher korban untuk memastikan tidak ada pergerakan yang berlebihan. Kemudian, gunakan teknik tiga jari berada di bawah rahang korban untuk menstabilkan posisi kepala dan tubuh korban terlentang. Penolong kedua kemudian melepas tali helm dengan hati-hati. Apabila tali pengikat helm masih terpasang, lepaskan dengan hati-hati. Jika sulit dilepas, tali helm bisa dipotong menggunakan gunting atau alat tajam lainnya. Selanjutnya, penolong kedua menyiapkan posisi untuk melepas helm dengan meletakkan satu tangan di sudut rahang korban dan tangan yang satunya menopang bagian belakang kepala korban.

Setelah tatalaksana tersebut, penolong pertama melebarkan bagian bawah helm ke kedua sisi hingga melebihi telinga korban. Jika helm memiliki kaca penutup, pastikan untuk melepas kacanya terlebih dahulu sebelum melepas helm. Lalu, tarik helm ke arah atas secara perlahan, tanpa mengubah posisi kepala dan leher korban. Setelah helm dilepas, kepala korban harus tetap ditopang. Jika ada dugaan cedera leher atau tulang belakang, segera stabilkan kepala dengan bantuan benda seperti gulungan handuk atau jaket. Selain itu, pastikan untuk memeriksa apakah korban masih bernapas dan tidak mengalami sumbatan pernapasan. Jika korban tidak bernapas, segera lakukan CPR apabila pernah berlatih. Hanya setelah mengikuti langkah-langkah tersebut, boleh memindahkan korban dengan cara yang benar dan hati-hati, sebaiknya menggunakan minimal 3 orang penolong.

Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat dalam mempersiapkan, melepas, dan merawat korban kecelakaan, risiko cedera pada kepala atau leher korban dapat diminimalisir. Namun, jika Anda merasa tidak yakin untuk melakukan pertolongan, lebih baik menunggu bantuan medis datang untuk menghindari risiko lebih lanjut. Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan korban adalah prioritas utama dalam situasi kecelakaan lalu lintas.

Source link