Berita  

Prediksi Kenaikan Royalti Nikel-Emas: Ekonomi Perlu Waspada

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mendorong pemerintah agar menggunakan kebijakan kenaikan tarif royalti untuk komoditas nikel cs sebagai dukungan bagi program Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Menurut Bhima, pendapatan dari royalti sektor pertambangan harus dialokasikan untuk subsidi dan insentif dalam pengembangan EBT, yang merupakan hal penting untuk transisi energi. Selain itu, Bhima juga menyoroti bahwa kebijakan ini dapat membantu meningkatkan pendapatan negara di tengah turunnya harga komoditas. Dengan penurunan harga batu bara sebesar 24% dan harga nikel sebesar 3,5% dalam setahun terakhir, risiko terhadap penerimaan negara semakin tinggi. Oleh karena itu, perlu penyesuaian tarif royalti untuk menjaga Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tetap stabil.

Tingkat kesadaran dan pengawasan juga muncul sebagai isu penting dalam kebijakan kenaikan tarif royalti ini. Bhima menekankan pentingnya pemerintah untuk memperketat pengawasan terhadap ekspor ilegal komoditas pertambangan sebagai respons terhadap kenaikan tarif royalti. Selain itu, Bhima juga memberikan gambaran mengenai besaran kenaikan tarif royalti untuk beberapa komoditas, seperti batu bara, nikel, tembaga, emas, perak, platina, dan timah. Rencana peningkatan tarif ini diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi dan pendapatan negara dalam jangka panjang. Semua itu dapat memberikan dampak positif bagi sektor pertambangan dan industri dalam negeri secara keseluruhan. Selain itu, kebijakan ini juga menjadi langkah strategis dalam mendukung transisi energi dan keberlanjutan lingkungan.

Source link