![](https://portaltribun.com/wp-content/uploads/2025/03/sejumlah-karyawan-melihat-gedung-bertingkat-yang-tertutup-oleh-kabut-polusi-di-jakarta-senin-148-5_1.jpeg; charset="utf-8")
Target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto mendapat tanggapan dari Guru Besar Universitas Trisakti, Willy Arafah. Menurut Willy, meskipun menjadi tantangan rumit, namun bukan merupakan hal yang tidak mungkin untuk dicapai. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai sekitar 5%, tetapi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi hingga 8% perlu dicapai.
Willy menekankan bahwa Indonesia menghadapi tantangan inflasi dan kebijakan moneter, tetapi juga memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan. Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh peningkatan investasi asing, inovasi teknologi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pasar domestik yang besar, dan pembangunan infrastruktur yang mendukung. Meskipun demikian, tantangan struktural seperti ketergantungan pada konsumsi rumah tangga dan investasi yang rendah masih menjadi hambatan yang perlu direformasi.
Reformasi yang berfokus pada peningkatan ekspor, investasi, dan daya beli masyarakat kelas menengah merupakan kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Dengan kebijakan yang tepat, reformasi yang diperlukan, serta kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Willy optimis bahwa Indonesia dapat mendekati target pertumbuhan ekonomi yang ambisius, meskipun proyeksi pertumbuhan jangka pendek cenderung moderat. Hal ini akan didukung oleh evaluasi kebijakan ekonomi secara berkala, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi. Dengan pendekatan yang terencana dan kolaboratif, Indonesia memiliki kesempatan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif sesuai dengan visi yang diinginkan.
