Warga Palestina di Gaza semakin khawatir karena kekurangan pangan dan kenaikan harga setelah Israel memblokir masuknya bantuan ke wilayah tersebut. Hal ini dilakukan untuk menekan Hamas agar menyetujui persyaratan perpanjangan gencatan senjata, dan langsung berdampak pada kenaikan harga di pasar-pasar di Jalur Gaza. Pembeli dan pekerja bantuan melaporkan bahwa harga barang-barang pokok di Gaza melonjak, meskipun ada upaya untuk menjaganya tetap stabil.
Hari ini, di pasar jalanan Kota Gaza, harga persediaan makanan seperti gula naik drastis, menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. Menurut Belal al-Helou, harga senderan Gaza yang ditutup akan terus meningkat jika situasinya tidak segera diatasi. Selain itu, Adly al-Ghandour menambahkan bahwa harga telah naik hingga 80 persen dan dikhawatirkan akan terus meningkat jika penyeberangan tetap ditutup.
Para pekerja kemanusiaan juga mengalami kesulitan dalam membawa bantuan ke Gaza, karena truk-truk bantuan ditolak masuk oleh Israel. Caroline Seguin dari Dokter Lintas Batas menyatakan bahwa meskipun ada beberapa bantuan yang berhasil masuk selama gencatan senjata, situasi krisis masih terjadi karena beberapa peralatan penting tertahan di perbatasan.
Pihak Hamas juga melaporkan bahwa hanya sedikit persentase dari bantuan yang seharusnya masuk Gaza yang berhasil tiba. Sementara itu, badan Israel yang seharusnya mengatur aliran bantuan tidak memberikan tanggapan terkait hal ini. Kondisi ini semakin memperburuk keadaan yang sudah sulit bagi penduduk Gaza yang membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak.
