![](https://portaltribun.com/wp-content/uploads/2025/03/petugas-mengisi-bahan-bakar-minyak-bbm-jenis-pertalite-untuk-kendaraan-roda-dua-pada-salah-satu-spbu.jpeg; charset="utf-8")
Pakar Bahan Bakar Tri Yuswidjajanto Zaenuri dari ITB memberikan informasi tentang proses produksi bahan bakar minyak (BBM) mulai dari RON 90 hingga RON 92. Proses ini umumnya dilakukan di fasilitas kilang BBM dan melalui proses destilasi untuk menghasilkan nafta yang kemudian digunakan dalam produksi bensin jenis RON rendah maupun tinggi. Nafta dengan RON rendah disebut LOMC, sedangkan yang tinggi disebut HOMC. Untuk mendapatkan spesifikasi tertentu, naphta dengan RON berbeda dicampur atau di-blending dengan perbandingan tertentu di kilang BBM.
Proses pencampuran berbagai RON dilakukan untuk mendapatkan RON yang diinginkan, seperti mencampur RON 88 dengan RON 92 untuk menghasilkan RON 90. Selain itu, pencampuran RON 88 dengan RON 95 dapat menghasilkan RON 92. Penting untuk dicatat bahwa kilang BBM hanya melakukan proses blending di dalam fasilitasnya dan tidak akan mengeluarkan bahan bakar yang tidak sesuai dengan standar spesifikasi pemerintah. Bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi migas tidak diizinkan dijual atau diedarkan di Indonesia untuk memastikan kualitas BBM yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
