Mengalami culture shock atau kejutan budaya ketika berada di lingkungan baru yang berbeda merupakan pengalaman yang umum terjadi. Fenomena ini bisa terjadi saat seseorang pindah ke tempat dengan budaya yang berbeda, baik untuk tujuan akademik, pekerjaan, atau sekadar liburan. Ketika mengalami culture shock, seseorang bisa merasa sulit beradaptasi dan bahkan mengalami tingkat stres yang bervariasi. Namun, dengan pemahaman yang baik mengenai definisi, ciri-ciri, dan cara menghadapinya, seseorang dapat melewati fase ini dengan lebih mudah dan nyaman.
Culture shock adalah kondisi di mana seseorang merasakan ketidaknyamanan, kebingungan, dan kecemasan akibat perbedaan budaya yang ekstrem. Istilah ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang pindah ke luar negeri, tetapi juga dalam konteks lingkungan kerja. Pertimbangan Oberg yang memperkenalkan istilah culture shock menjelaskan bahwa perubahan ini terjadi karena hilangnya simbol dan tanda sosial yang familiar bagi seseorang.
Untuk mengatasi culture shock dengan efektif di lingkungan baru, langkah-langkah tertentu dapat membantu. Pertama, belajar tentang budaya baru sebelumnya dapat membantu seseorang mempersiapkan diri dan mengurangi ketidaknyamanan. Kedua, bersikap terbuka dan fleksibel terhadap budaya baru dapat mempercepat proses adaptasi. Ketiga, membangun relasi dengan penduduk lokal dan sesama pendatang dapat membantu dalam memahami budaya baru. Keempat, menguasai bahasa setempat juga penting agar komunikasi menjadi lebih lancar. Kelima, penting untuk dapat mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Terakhir, bersabar dengan diri sendiri dan memberikan waktu untuk beradaptasi secara bertahap adalah kunci dalam menghadapi culture shock dengan lebih baik.
Dengan memperhatikan langkah-langkah ini, seseorang dapat mengatasi culture shock dengan lebih efektif dan memastikan pengalaman di lingkungan baru menjadi positif dan bermanfaat.