Pemilihan umum di Jerman telah berlangsung pada Minggu, 23 Februari 2025, dengan partai oposisi, Partai Uni Demokratik Kristen (CDU), unggul dengan perolehan suara 28,5%. Hasil jajak pendapat ini membawa kegembiraan di markas besar CDU, di mana diprediksi partai ini akan menjadi kelompok terbesar setelah pemilihan, dengan pemimpin CDU, Friedrich Merz, berpotensi menjadi Kanselir baru.
Merz, yang belum memiliki pengalaman sebelumnya dalam jabatan tersebut, akan menghadapi tantangan ekonomi yang sulit di Eropa dan dinamika sosial yang rumit. Selama kampanye, ia menyoroti hubungan yang tegang dengan Amerika Serikat (AS) dan tantangan dari Rusia serta China. Tantangan ini dikemukakan Merz dalam pernyataannya setelah kemenangan, di mana ia mengkritik komentar Presiden AS Donald Trump dan menekankan pentingnya persatuan di Eropa.
Meskipun CDU unggul dalam pemilu, partai sayap kanan Alternatif Untuk Jerman (AfD) juga berhasil memperoleh suara 20,5%. Pembentukan koalisi akan menjadi tahap berikutnya setelah pemilu, di mana CDU kemungkinan akan membutuhkan mitra untuk membentuk mayoritas. Tantangan dalam pembentukan koalisi menjadi sorotan utama, mengingat hasil yang diperoleh oleh partai-partai lain seperti Partai Sosial Demokrat (SPD), Partai Hijau, dan lainnya.
Secara keseluruhan, pemilu di Jerman menunjukkan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi, dengan dinamika politik yang beragam di antara pemilih laki-laki dan perempuan. Dampak dari hasil pemilu ini juga diyakini akan mempengaruhi arah ekonomi Jerman dan kawasan Eropa secara keseluruhan.