Ben Sulayem Dorong F1 Kembali ke Mesin V10: Penemuan Menjanjikan

Formula 1 akan menggunakan bahan bakar sintetis mulai tahun depan dalam perubahan formula mesinnya. Keputusan ini akan meningkatkan ketergantungan pada energi listrik dengan output hampir 50/50 dari mesin pembakaran internal V6 dan motor listrik MGU-K. Langkah ini diharapkan akan menarik lebih banyak pabrikan ke dalam seri, dengan Audi dan Cadillac menjadi nama-nama yang akan turut serta.

Namun, meskipun F1 berkomitmen pada bahan bakar yang lebih ramah lingkungan menuju jejak karbon nol pada 2030, ada juga desakan untuk kembali ke mesin V10. Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, menyatakan bahwa ini adalah opsi yang layak untuk dipertimbangkan bersama dengan bahan bakar berkelanjutan guna mengurangi dampak lingkungan.

Dalam menghadapi perubahan ini, langkah kembali ke mesin ringan dan suara yang bagus menjadi titik perhatian. Meskipun ada dukungan kuat dari sejumlah pihak untuk kembali ke mesin V10, realitas dalam dunia F1 saat ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada komponen listrik akan tetap menjadi fokus hingga tahun 2026.

Paddy Lowe, pendiri perusahaan bahan bakar sintetis netral karbon, juga menilai bahwa beralih kembali ke mesin V10 tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Meskipun banyak yang merindukan suara dan sensasi V10 dari masa lalu, formula hibrida telah dianggap sebagai solusi yang baik untuk industri otomotif. Dengan demikian, meskipun ada aspirasi untuk kembali ke mesin V10, kenyataannya adalah bahwa formula hibrida masih akan mengemban peran penting dalam F1 pada tahun-tahun mendatang.