Pemerintah telah resmi membuka keran impor sebanyak 200.000 ton gula meskipun sebelumnya menargetkan swasembada gula akan tercapai pada tahun 2025. Impor tersebut bertujuan untuk memproduksi gula konsumsi di dalam negeri dan harus segera masuk sebelum musim panen tebu yang diprediksi dimulai pada April 2025. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyatakan bahwa jika data atau rekomendasi teknis terkait impor gula sudah masuk, izin impor akan segera diterbitkan.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa izin impor gula sebanyak 200 ribu ton telah disetujui dalam rapat koordinasi terbatas. Namun, izin impor tersebut belum diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan karena masih menunggu rekomendasi teknis dari Kementerian Perindustrian. Bapanas berusaha mempercepat proses importasi dengan mendorong Kemenperin untuk segera mengeluarkan rekomendasi teknis guna mempercepat penerbitan izin impor oleh Kemendag.
Pemerintah belum menentukan negara pemasok gula impor, dengan kemungkinan impor berasal dari India, Thailand, atau Brazil, tergantung pada harga dan biaya impor. Arief menekankan pentingnya agar impor gula tidak merugikan petani lokal, dengan harga lelang gula yang sudah cukup baik. Impor harus dilakukan sebelum panen lokal untuk menjaga stabilitas harga petani.