Hamas membebaskan empat perempuan tentara Israel dalam pertukaran dengan 200 tahanan Palestina. Empat tentara Israel tersebut, yaitu Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag, sebelumnya diculik pada 7 Oktober 2023 saat Hamas menyerang pos pengamatan tempat mereka bertugas di perbatasan Gaza. Sementara 200 tahanan Palestina yang dibebaskan meninggalkan penjara militer Ofer di Tepi Barat dengan bus, disambut oleh kerumunan besar di Ramallah. Penundaan pembebasan sandera Israel Arbel Yehud (29) karena masalah teknis, memicu ketegangan di kalangan warga Gaza.
Penundaan tersebut memicu ketegangan di kawasan ini, di mana tentara Israel menembak peringatan ke arah kerumunan, menyebabkan satu orang tewas dan dua terluka. Seorang warga Gaza, Zaki Kashef (26), yang telah tinggal di tempat penampungan selama lebih dari setahun, mengungkapkan kekecewaannya terhadap penundaan tersebut. Namun, kepala Hamas menyatakan akan membebaskan sandera yang tertunda dalam waktu dekat. Menurut kesepakatan gencatan senjata, Hamas berkomitmen membebaskan 33 sandera perempuan, anak-anak, lansia, sakit, dan terluka dalam tahap pertama pertukaran, sementara Israel akan membebaskan tahanan sesuai dengan jumlah sandera yang dibebaskan.
Meskipun gencatan senjata telah menghentikan pertempuran, ketegangan masih tinggi di Jalur Gaza. Sejak awal perang Oktober 2023, lebih dari 47.000 warga Palestina tewas, sementara Israel melaporkan lebih dari 400 tentaranya tewas. Dengan masih ada 90 sandera di Gaza, negosiasi lebih lanjut menjadi kunci untuk menentukan masa depan gencatan senjata dan potensi resolusi konflik yang telah berlangsung lama.