Pada tahun 2024, Amerika Serikat mengalami penurunan inflasi. Namun, rencana Presiden terpilih Donald Trump untuk mendeportasi imigran tanpa dokumen secara massal memunculkan kekhawatiran di kalangan para ekonom. Para ahli memperingatkan bahwa tindakan ini berpotensi besar mengganggu rantai pasok dan meningkatkan harga barang serta jasa.
David J. Bier dari Cato Institute menilai bahwa dampak ekonomi dari deportasi imigran tidak dapat dihindari. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah dalam rantai pasok, kenaikan harga, serta penurunan layanan. Selain itu, deportasi besar-besaran juga dapat menyebabkan kekosongan signifikan dalam tenaga kerja. Menurut sebuah studi dalam Journal of Labor Economics, setiap 500.000 imigran yang dideportasi dapat menyebabkan 44.000 pekerja kelahiran AS kehilangan pekerjaan.
Chloe East dari National Bureau of Economic Research menekankan bahwa imigran tanpa dokumen umumnya bekerja di sektor yang menghasilkan barang dan jasa dengan kenaikan harga yang signifikan. Deportasi massal dapat mengakibatkan naiknya harga pada sektor-sektor seperti konstruksi dan pertanian. Meskipun demikian, efek pasti dari kebijakan tersebut masih belum dapat diprediksi dengan pasti berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Inflasi di Amerika Serikat tetap terjaga, dengan tingkat yang mencapai 0,4% pada bulan Desember 2024. Meskipun terjadi peningkatan harga energi, inflasi inti masih dalam kisaran yang diperkirakan sebelumnya. Inflasi dipengaruhi oleh kenaikan harga energi, terutama bensin, dan kontribusi dari sektor pangan. Meskipun demikian, inflasi core turun sedikit dari bulan sebelumnya, menunjukkan perkembangan yang sedikit lebih baik dari perkiraan sebelumnya.