Pada Kamis (18/1/2025), Qatar selaku mediator mengumumkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Gencatan senjata di Gaza diagendakan akan dimulai pada hari Minggu mendatang, bahkan ada potensi menjadi perdamaian permanen. Namun, ada informasi bahwa kesepakatan ini bisa dibatalkan. Kesepakatan tersebut meliputi pembebasan sandera dan tawanan, di mana 33 sandera Israel yang diculik oleh Hamas akan dilepaskan sebagai tahap awal. Selama 42 hari, pasukan Israel akan mundur dari Gaza dan mempertahankan zona penyangga di sepanjang wilayah Gaza. Rencananya, gencatan senjata akan terdiri dari tiga tahap yang masing-masing akan dilakukan dengan seksama sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
Namun, meskipun ada kesepakatan, terdapat ancaman batal dari pihak Israel. Ada anggota kabinet yang menentang rencana gencatan senjata dan ada tuduhan bahwa Hamas mengingkari beberapa bagian perjanjian. Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel menolak untuk menyetujui kesepakatan tersebut, dengan alasan Hamas menciptakan krisis di menit-menit terakhir.
Terkait respons dari Hamas, mereka mengucapkan terima kasih kepada Iran, Hizbullah, Houthi, dan gerakan perlawanan Irak atas dukungan yang mereka terima. Namun, mereka membantah tuduhan bahwa mereka menarik kembali unsur-unsur perjanjian gencatan senjata dengan Israel.
Israel sendiri masih terus melancarkan serangan ke Gaza meskipun ada kesepakatan gencatan senjata yang akan segera dilaksanakan. Hal ini menunjukkan ketegangan yang masih terjadi di wilayah tersebut. Di sisi lain, negara-negara tetangga juga memberikan respons terhadap situasi tersebut, dengan menyerukan agar bantuan kemanusiaan disalurkan ke Gaza.
Selain itu, ada tanggapan dari Amerika Serikat, Rusia, hingga Indonesia terkait kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Setiap negara berharap bahwa kesepakatan tersebut dapat membawa stabilitas jangka panjang dan membawa kesejahteraan bagi rakyat Gaza. Semua pihak berharap implementasi kesepakatan dilakukan segera demi menghentikan konflik yang terjadi dan memulihkan kehidupan masyarakat di Gaza.