Pasokan Minyak Rusia Terancam, China dan India Cari Alternatif
Beberapa perusahaan penyulingan minyak China dan India mulai mencari pasokan alternatif akibat sanksi baru yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Rusia. Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan sanksi kepada produsen minyak Gazprom Neft serta 183 kapal tanker yang telah mengirimkan minyak Rusia. Kapal tanker yang kena sanksi mengangkut sekitar 1,5 juta barel minyak mentah per hari, setara dengan 1,4% dari permintaan minyak global pada tahun 2024.
Banyak kapal tanker yang sebelumnya mengirimkan minyak Rusia ke India dan China kini beralih ke pasar Asia karena sanksi Barat. China dan India diprediksi akan mencari pasokan minyak baru dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika. Harga minyak Timur Tengah pun melonjak akibat pergeseran ini, dengan beberapa sumber menyebut bahwa India mungkin harus membeli minyak AS.
Selain itu, kebijakan sanksi juga berdampak pada Iran yang sedang dikenai sanksi. China yang merupakan pembeli utama minyak mentah Iran, diprediksi akan beralih ke pasokan minyak Timur Tengah. Selain itu, sanksi juga memberikan dampak pada perekonomian Rusia, dengan upaya Kremlin untuk melawan sanksi dan adaptasi Rusia dengan menggunakan kapal dalam armada bayangannya yang belum terkena sanksi.
Meskipun ada tantangan dan perubahan dalam pasar minyak global, para analis menyatakan bahwa adaptasi akan terjadi dalam jangka pendek. Rusia dan India sudah mempertimbangkan langkah-langkah untuk tetap memenuhi kebutuhan pasokan minyak dengan diskon besar yang ditawarkan oleh Rusia. Kesepakatan tetap dapat terjaga, meskipun kondisi pasar internasional sedang tidak stabil.