Pada akhir Desember lalu, pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air mengalami kecelakaan di Korea Selatan. Black box pesawat tersebut berhenti merekam sekitar empat menit sebelum kejadian tragis ini terjadi. Penerbangan 7C2216 terbang dari Thailand menuju Bandara Internasional Muan di Korea Selatan dan sayangnya, pesawat itu mendarat dengan posisi terbalik, menabrak pembatas beton, dan meledak, menewaskan sebagian besar penumpang dan awak kabin.
Menurut laporan, ledakan terjadi saat pesawat menabrak gundukan beton setelah tergelincir tanpa roda pendaratan terbuka. Data dari kotak hitam pesawat berhenti merekam mulai pukul 8:59 pagi, sehingga menghambat proses analisis penyelidikan. Meskipun data dari kotak hitam sangat penting, investigasi juga melibatkan berbagai sumber informasi lainnya seperti catatan kontrol lalu lintas udara, rekaman video kecelakaan, dan puing-puing dari lokasi kejadian.
Komponen kotak hitam telah dikirim ke National Transportation Safety Board (NTSB) di Washington untuk verifikasi data. Para penyelidik Korea Selatan yang berada di NTSB akan kembali ke Korea untuk melanjutkan penyelidikan. Kejadian tragis ini menyebabkan kekhawatiran dan kecaman dari masyarakat Korea Selatan terhadap Jeju Air, sehingga banyak warga membatalkan tiket mereka dengan maskapai tersebut. Masih banyak fakta yang perlu diungkap dalam penyelidikan ini untuk memahami penyebab sebenarnya dari kecelakaan memilukan ini.