Ancaman gempa besar efek megathrust yang berpotensi memicu tsunami raksasa hingga 20 meter tengah menjadi sorotan di Tanah Air. Pemerintah telah memberikan jaminan untuk melakukan persiapan yang diperlukan dalam menghadapi ancaman ini. Menurut Ketua Tim Kerja Informasi Gempabumi dan Tsunami Kedeputian Geofisika BMKG, Wijayanto, potensi gempa besar di zona megathrust memang benar-benar ada. Zona megathrust dapat menyebabkan gempa besar dengan magnitude 9 yang kemudian dapat menciptakan tsunami.
Gempa di zona megathrust tidak selalu memicu tsunami, namun gempa megathrust dengan magnitude lebih dari 7 dapat berpotensi menciptakan tsunami. Dalam hal evakuasi, peringatan dini diberikan dalam waktu 3 menit, dengan waktu untuk evakuasi sekitar 15-25 menit. Untuk meminimalkan korban jiwa akibat gempa dan tsunami megathrust, kesiapsiagaan dari semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat diperlukan.
Di Indonesia, pembicaraan mengenai sumber gempa besar megathrust kembali mencuat setelah peristiwa gempa besar di Jepang Selatan. Hal ini membuat ilmuwan Jepang merasa waspada terhadap potensi bencana serupa di Indonesia. Indonesia berada di Cincin Api Pasifik dan memiliki 13 segmen megathrust yang merupakan sumber potensi gempa besar.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut ada dua sumber megathrust di Indonesia yang dikhawatirkan, yaitu Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut. Meskipun tidak dapat diprediksi kapan, kedua segmen tersebut dapat melepaskan energinya jika sewaktu-waktu terjadi gempa besar.
Upaya untuk mengantisipasi ancaman gempa besar dan tsunami efek megathrust, BMKG telah menyiapkan sistem peringatan dini Tsunami InaTEWS dan melakukan sosialisasi serta koordinasi dengan pemerintah dan masyarakat. Pentingnya mitigasi melalui pendekatan struktural dan non-struktural juga ditekankan dalam upaya menghadapi potensi bencana ini.