Delegasi Israel dan milisi Hamas bertemu di Doha, Qatar, pada Jumat (3/1/2025) untuk memulai perundingan perdamaian kedua setelah perang berlangsung selama 455 hari. Pertemuan ini menjadi langkah penting setelah serangkaian perundingan sebelumnya tidak membuahkan hasil. Dalam laporan TRT News, Hamas menyatakan bahwa tujuan dari perundingan ini adalah untuk membahas opsi penghentian perang dan penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza, Palestina.
Israel memulai serangan terhadap Gaza setelah para pejuang Hamas menyerang komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Selama konflik ini, pihak berwenang di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 45.000 warga Palestina tewas dan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk tersebut terpaksa mengungsi akibat kerusakan yang parah.
Upaya mediasi untuk mengamankan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih belum membuahkan hasil yang konkret. Qatar dan Mesir diharapkan dapat meredakan berbagai perbedaan antara kedua belah pihak namun masih terdapat hambatan yang harus diatasi. Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, menyatakan dukungannya terhadap diskusi perdamaian di Qatar dan siap untuk turut serta dalam upaya mencapai kesepakatan yang diharapkan.
Para perundingan ini diharapkan dapat membawa kedamaian dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung cukup lama. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS menyambut positif langkah-langkah yang diambil dalam perundingan tersebut, termasuk upaya Israel untuk berkomitmen pada proses perdamaian. Semua pihak berharap agar kesepakatan gencatan senjata baru dapat tercapai dan membawa pulang para sandera yang masih ditahan.