Berita  

Fakta Serangan Burung Jeju Air

Pemerintah Korea Selatan belum bisa memastikan penyebab kecelakaan pesawat terbang Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/11/2024). Hanya saja, Direktur Kebijakan Penerbangan di Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi, Ju Jong-wan sempat menyinggung adanya serangan burung sebelum pesawat Jeju Air 7C 2216 itu mendarat hingga kecelakaan. Pesawat Jeju Air menerima peringatan adanya kawanan burung dari menara kontrol Bandara Internasional Muan sekitar pukul 8:57 pagi, satu menit setelah panggilan mayday pilot datang. Pilot mencoba mendarat tanpa mengerahkan roda pendaratan sekitar pukul 9:03 pagi, menyebabkan pesawat melewati landasan pacu dan menabrak pagar perimeter hingga terbakar. Ju mengatakan bahwa pilot menerima peringatan serangan burung saat mencoba mendarat untuk pertama kalinya, sebelum mengeluarkan panggilan mayday. Menara kontrol juga mengizinkan pendaratan di sisi yang berlawanan yang diterima pilot. Pemerintah Korea Selatan masih menyelidiki kecelakaan tersebut, dengan Ju Jong-wan menegaskan bahwa pesawat terbakar setelah pendaratan darurat menyebabkan banyak korban dalam tragedi tersebut. Dua orang selamat dari tragedi tersebut, pramugari Jeju Air, telah mengonfirmasi bahwa serangan burung adalah penyebab kecelakaan itu.Badan Pemadam Kebakaran Nasional mencatat bahwa sebanyak 176 orang tewas dari total penumpang dan awak pesawat yang ada dalam kecelakaan pendaratan darurat tersebut. Direktur Kebijakan Penerbangan juga membantah spekulasi landasan pacu yang pendek sebagai penyebab tragedi itu, karena landasan pacu Bandara Internasional Muan sudah memiliki panjang yang memadai untuk pesawat tipe-C seperti Boeing 737-800 yang mengalami kecelakaan tersebut. Meskipun penyebab pasti kecelakaan belum dikonfirmasi secara jelas, kesaksian saksi mata menyatakan bahwa kerusakan pada roda pendaratan mungkin berasal dari tabrakan dengan burung.