Perang di Timur Tengah semakin meningkat dengan adanya serangan antara Houthi Yaman dan Israel. Houthi Yaman dilaporkan menembakkan rudal ke bandara Ben Gurion Israel serta meluncurkan pesawat nirawak ke Tel Aviv dan kapal di Laut Arab sebagai balasan terhadap serangan Israel sehari sebelumnya. Serangan ini dipicu oleh ketegangan antara kedua pihak terkait perang Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober tahun sebelumnya. Israel mengklaim menyerang target militer Houthi sebagai langkah untuk menghentikan penyelundupan senjata Iran ke Yaman.
Selain itu, Israel juga melancarkan serangan udara ke Yaman, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan di berbagai kawasan, termasuk pelabuhan Hodeidah dan fasilitas militer. Bersamaan dengan itu, serangan Israel juga menimbulkan dampak pada RS Indonesia di Gaza, dengan atap dan jendela rumah sakit rusak parah. Sejumlah saksi mata melaporkan kejadian ini serta respons resmi dari Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang mengecam aksi Israel.
Di sisi lain, Paus Fransiskus juga menjadi sorotan setelah mengkritik ‘kekejaman’ Israel di Gaza, yang menyebabkan tindakan pemanggilan Dubes Vatikan oleh pemerintah Israel. Perkembangan konflik Israel-Palestina ini disikapi oleh para pakar, dengan prediksi berbagai kemungkinan kelanjutan perang di Gaza tahun 2025, antara lain selesai jika Israel memberikan hak penentuan nasib sendiri kepada negara Palestina. Namun, terdapat pandangan lain yang menegaskan bahwa pada faktanya, Israel belum akan berhenti perang, terutama dengan dukungan Donald Trump yang diyakini akan memperpanjang ketegangan di Timur Tengah.