Pemerintah Korea Utara melaporkan pertama kalinya mengenai pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Media pemerintah Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), menggambarkan Yoon sebagai “pemimpin pemberontakan” yang mencoba menerapkan hukum darurat militer. Parlemen Korea Selatan memberikan suara untuk memakzulkan Yoon, dengan tuduhan melanggar konstitusi. KCNA menyatakan bahwa penyelidikan terhadap Yoon dan para pendukungnya sedang berlangsung, dengan pengadilan konstitusi akan memutuskan nasibnya. Media pemerintah Korea Utara sering menggunakan istilah “boneka” untuk menggambarkan pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat, namun laporan KCNA kali ini tidak memberikan pandangan mendalam mengenai implikasi politik dari pemakzulan Yoon. Deklarasi darurat militer yang diumumkan oleh Yoon menuai kritik luas dari partai oposisi dan publik Korea Selatan, dianggap sebagai ancaman terhadap demokrasi. Pemakzulan Yoon menjadi momen kritis bagi politik Korea Selatan, dengan Pengadilan Konstitusi yang akan memutuskan nasibnya, menciptakan periode ketidakpastian politik. Korea Utara memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat narasi negatifnya terhadap pemerintah Seoul, menyoroti kegagalan sistem demokrasi Korea Selatan.
“Korut Bicara Pemakzulan Yoon Suk Yeol: Penemuan Menjanjikan”

Read Also
Recommendation for You

Taiwan telah memerintahkan evakuasi warga sebagai langkah antisipasi terhadap banjir dan tanah longsor akibat Super…

Setelah empat tahun militer merebut kekuasaan, rakyat Guinea akhirnya memberikan suara dalam referendum konstitusi baru…

Industri alat berat saat ini mengalami perkembangan pesat berkat dorongan teknologi yang semakin canggih. Manfaat…

Foto Internasional Potret Bandara-Bandara Eropa Lumpuh Berjemaah Terkena Serangan Siber 21 September 2025 08:30 Oleh…

Di China, muncul fenomena yang menarik perhatian, yaitu kaum muda pengangguran yang berpura-pura bekerja. Mereka…