BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Iran dan Israel: Persaingan di Ujung Tanduk

Iran dan Israel: Persaingan di Ujung Tanduk

Surat kabar CNBC Indonesia melaporkan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad telah digulingkan dan mengakhiri Perang Saudara yang berlangsung selama 13 tahun di Suriah. Pasukan pemberontak Suriah berhasil menguasai ibu kota Damaskus setelah mencetak kemajuan di kota-kota utama seperti Aleppo dan Deir El Zor. Assad kabur ke Rusia setelah memberikan instruksi untuk mentransfer kekuasaan secara damai, dan Rusia memberi suaka kepada dia dan keluarganya.

Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin kelompok pemberontak terbesar di Suriah, menyatakan kemenangan melawan Assad sebagai kemenangan bagi negara Islam. Berbagai reaksi dan euforia muncul di Suriah menyambut kejatuhan rezim Assad setelah 50 tahun memimpin dengan tangan besi. Qatar, Turki, dan Iran juga bereaksi terhadap situasi tersebut, dengan rencana dan pernyataan masing-masing terkait masa depan Suriah.

Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah setelah runtuhnya rezim Assad, untuk mencegah kelompok tersebut memanfaatkan kekacauan. Iran juga terlibat dalam menjaga pengaruhnya di Suriah setelah jatuhnya Assad. Sementara itu, Israel memerintahkan pasukannya untuk merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan dengan Suriah setelah ketidakpastian politik di negara tetangga tersebut.

Konflik di Suriah yang dimulai pada tahun 2011 telah menelan banyak korban jiwa dan mengungsi jutaan orang. Pasca tumbangnya al-Assad, negara-negara dan kelompok-kelompok terkait terus berupaya untuk mencari solusi bagi masa depan Suriah yang lebih stabil dan damai. Selain itu, poin penting dalam artikel juga membahas respons internasional dan reaksi berbagai negara terhadap kejatuhan al-Assad dan situasi politik yang berubah di Suriah.