BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Risiko Stunting di Depan Mata karena Angka Inflasi Meningkat Menurut Komisi IX

Risiko Stunting di Depan Mata karena Angka Inflasi Meningkat Menurut Komisi IX

KABARDPR.COM, JAKARTA Angka Inflasi Meningkat, Komisi IX Sebut Risiko Stunting di Depan Mata– Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menyatakan bahwa inflasi yang tidak terkendali dapat berdampak serius pada akses masyarakat terhadap pangan bergizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

“Peningkatan inflasi dapat mengakibatkan penurunan  daya beli masyarakat terhadap bahan pangan. Jika pangan sumber protein dan zat gizi lainnya mahal, tentunya banyak keluarga yang berisiko tidak mampu menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anaknya. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan risiko stunting. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah efektif untuk mengendalikan inflasi,” kata Netty dalam keterangan medianya, Jumat (15/3/2024).

Menurutnya, kampanye penurunan stunting yang sudah dilakukan dengan gencar dan terus menerus harus diimbangi dengan kemampuan pemerintah menyediakan sumber pangan bergizi yang mudah dan murah.

“Jangan sampai kampanye penurunan stunting hancur berantakan dan tidak ada maknanya karena masyarakat sulit mengakses sumber bahan pangan untuk kesehatan remaja, ibu hamil dan menyusui,” tandas Netty.

Oleh sebab itu, katanya, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam mengatasi masalah stunting guna memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal generasi muda Indonesia.

“Pengendalian inflasi untuk ketersediaan pangan mudah dan murah adalah salah satu PR yang harus dipikirkan pemerintah agar risiko peningkatan stunting dapat ditekan,” kata politisi PKS Dapil Jabar VIII ini. Sebagaimana diketahui, berdasarkan data BPS, angka inflasi Februari 2024 mengalami peningkatan di level 2,75% dibandingkan bulan Januari yang 2,57%.

“Apa langkah pemerintah untuk mencegah peningkatan inflasi dan meroketnya harga bahan pangan? Apalagi kita berada dalam bulan suci Ramadan dimana kebutuhan akan bahan-bahan pokok meningkat secara drastis. Permintaan yang tinggi akan membuat persediaan menipis yang bakal semakin memicu naiknya harga-harga,” tambah Netty. (Ki)