BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

AS Warning Israel: 27,900 Killed in Fatal Incident

Tegangan perang di Gaza, Palestina terus meningkat. Korban tewas akibat perang terus bertambah. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban tewas akibat perang mencapai 27.947 orang. Selain itu, kelompok militer Amerika Serikat (AS) juga telah mengonfirmasi serangan terhadap sistem rudal Houthi di Yaman.

Joe Biden menyerang Israel dan menyebut aksi Negeri Zionis sebagai tindakan berlebihan. Ini menyusul serangan udara di Kota Rafah, ujung selatan Gaza.

Berikut ini adalah perkembangan terbaru yang dihimpun dari berbagai sumber, jika dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (9/2/2024):

1. Korban Tewas Mencapai 27.900

Berdasarkan laporan dari AFP, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mencatat bahwa setidaknya 27.947 orang telah tewas selama perang antara militan Palestina dan Israel. Angka kematian terbaru ini mencakup 107 orang yang tewas dalam 24 jam terakhir, sementara total 67.459 orang terluka di Gaza sejak perang meletus pada 7 Oktober.

2. AS Kembali Serang Yaman

Militer AS telah mengonfirmasi bahwa mereka melakukan beberapa serangan terhadap sistem rudal Houthi di Yaman. Hal ini terkait dengan ancaman milisi tersebut terhadap Angkatan Laut dan kapal dagang AS di Laut Merah. Pasukan Komando Pusat AS melaporkan bahwa mereka telah melakukan tujuh serangan pertahanan diri terhadap empat drone Houthi dan tujuh rudal jelajah anti-kapal yang siap diluncurkan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

3. AS Memperingatkan Israel terhadap Risiko Bencana

AS memperingatkan Israel atas risiko yang akan dihadapi jika mengirimkan pasukan ke kota Rafah di ujung selatan Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi. Peringatan ini muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa ia telah memerintahkan pasukan untuk “bersiap beroperasi” di Rafah. Sebelumnya, angkatan bersenjata Israel telah meningkatkan serangan udara ke Rafah dengan Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa serangan militer ke Rafah bisa menjadi mimpi buruk kemanusiaan.

4. Keuntungan Raksasa Pelayaran Maersk Merosot

Saham Maersk merosot pada Kamis lalu, menunjukkan prospek pendapatan tahun 2024 yang tidak pasti. Hal ini terkait dengan kelebihan pasokan kapal kontainer dan serangan pemberontak Yaman di Laut Merah.

5. Jerman Kirim Kapal Perang

Jerman dikabarkan mengirimkan kapal perang di wilayah Timur Tengah untuk melindungi kapal-kapal komersial dari serangan Houthi di Yaman. Kapal fregat angkatan laut Jerman telah berlayar ke Laut Merah sejak Kamis dan kapal tersebut akan beroperasi melindungi kapal-kapal komersial.

Keputusan ini diumumkan sebelum pertemuan para menteri luar negeri UE pada 19 Februari. Namun perlu diketahui, UE saat ini memang sedang mempertimbangkan misi angkatan laut untuk meningkatkan keamanan kapal dagang di Laut Merah. Milisi Houthi sendiri telah melancarkan sejumlah serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah sejak November.

Laut Merah biasanya membawa sekitar 12% perdagangan maritim global. Kawasan ini merupakan jalur perdagangan tersingkat dari Asia ke Eropa dan sebaliknya dengan melewati Terusan Suez di Mesir.

Artikel Selanjutnya:
Israel Sinyal Perang Baru Pecah di Gaza Lawan Hamas

(sef/sef)