BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan

Perempuan di Pangandaran Memberikan Dukungan untuk Ganjar-Mahfud

Perempuan di Pangandaran Memberikan Dukungan untuk Ganjar-Mahfud

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud melakukan berbagai cara untuk mendapatkan suara. Di Pangandaran, TPN menggelar tari kolosal bersama 1000 perempuan.

Seribu perempuan berkumpul di Pantai Madasari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Mereka merupakan relawan Ganjar-Mahfud dari Kuningan, Ciamis, dan Pangandaran.

Gerakan yang bertajuk ‘Tari kolosal’ Rakyat Membatik ini dilaksanakan di pesisir pantai Madasari. Mereka melakukan tari kolosal dengan satu penari pemandu.

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud Jaleswari Pramodawardani mengatakan bahwa dukungan dari kalangan perempuan ini diwujudkan dengan aksi tari kolosal di tepi pesisir.

Beliau menyatakan, “Artinya kami memberikan contoh bahwa gerakan tari itu penuh makna, tidak sekedar joged aja, tetapi ada arti dari setiap gerak tubuhnya.”

Menurutnya, menari merupakan gerak tubuh yang mencitrakan ciri perempuan anggun dan cantik. “Bahwa kami tidak hanya berdiam diri, perempuan berhak bergerak dengan bebas dan juga bagian dari simbol persatuan.”

Ia menyatakan tari kolosal ini sebagai bentuk gotong-royong, semacam ajakan, karena politik tidak semuanya kotor. “Jadi nilai-nilai budaya dalam gerak tari, harmoni dan ekspresi menunjukkan bagaimana perempuan menarasikan tentang persatuan”.

Selain itu, kata dia, dalam konteks politik hari ini harus politik yang berbudaya, politik yang tidak membunuh satu sama lainnya. “Politik itu untuk kebaikan semua orang,” katanya.

Di tempat yang sama, Tokoh Perempuan di Pangandaran Ida Nurlaela Wiradinata menyambut baik gerakan tari kolosal yang digelar TPN Ganjar-Mahfud di Pangandaran.

“Tentu ini menjadi ciri bahwa kami perempuan memiliki hak untuk berekspresi dan menunjukkan diri bahwa perempuan tidak hidup di dapur saja,” kata Ida.

Ia menyatakan tari tradisional yang digelar dengan melibatkan 1000 perempuan merupakan ciri khas, bahwa hidup harus berbudaya.

“Karena bernegara juga harus beriringan dengan budaya. Supaya tari tradisional tetap lestari. Bukan hanya soal dukungan kumpulan perempuan kepada Ganjar-Mahfud, tapi makna dalam gerakan tari itu sendiri,” ucapnya.

Link sumber

Source link