Direktur Eksekutif Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi (ASPIMTEL), Tommy Gustavi Utomo, menyoroti tantangan di awal tahun baru 2024. Di mana ini adalah sebuah tahun yang dipenuhi dengan Pemilu yang panjang dan menarik, mencakup Pileg, Pilpres, dan Pilkada.
Dalam pandangan pengusaha, era politik selalu menjadi periode “wait and see” tetapi Tommy menegaskan bahwa sektor telekomunikasi harus terus berjalan untuk mendukung seluruh rangkaian kegiatan pemerintah terutama Pemilu 2024.
Bahkan, sejumlah operator besar, termasuk Telkomsel, Smartfren, dan XL, telah mempercepat upaya penetrasi telekomunikasi untuk ikut menyukseskan proses Pemilu 2024.
“Kami sudah langsung mengerjakan. Beberapa anggota dari operator Telkomsel Smartfren XL kita sudah menggeber untuk mendukung pemilu, jadi harus sebelum 14 Februari sudah beberapa ratus Base Transceiver Station (BTS). (BTS) harus on,” kata Tommy Gustavi Utomo dalam Podcast JCC Network, Rabu (17/1/2024).
Tommy juga memberikan pandangannya terhadap program telekomunikasi dari tiga calon presiden 2024. Ia melihat, nampaknya semua capres, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, telah menyoroti pentingnya digitalisasi.
Meskipun platformnya sama, Tommy menyatakan bahwa masing-masing calon memiliki pendekatan dan porsi yang berbeda terkait digitalisasi, dan bakal tampak serta menjadi fokus setelah salah satu dari mereka terpilih Pilpres 2024 mendatang.
“Jadi semuanya berada pada platform yang sama tapi masing-masing punya porsi kalau sudah terpilih nanti,” ucap Tommy.
Dalam konteks pembangunan telekomunikasi ke depan ASPIMTEL, Tommy menyebutkan tiga harapannya. Pertama, pemberdayaan regulasi di daerah sesuai dengan Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Kedua, dukungan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melawan hambatan perizinan dan regulasi.
Kemudian Ketiga, kerjasama antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku industri untuk menyuarakan pentingnya teknologi infrastruktur telekomunikasi kepada masyarakat.
ASPIMTEL juga memiliki target untuk mendukung perkembangan infrastruktur telekomunikasi. Mereka berencana membangun 5000-7500 tower atau BTS baru tahun ini dan akan menggelar febrisasi sekitar 50 ribu kilometer.
Semua upaya ini diarahkan untuk memastikan masyarakat Indonesia memiliki akses yang lebih baik dan lebih luas terhadap layanan telekomunikasi di masa depan.