Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, merilis pada Selasa (19/12) bahwa pihaknya telah meluncurkan rudal balistik antarbenua. Korea Utara menembakkan rudal jarak menengah di lepas pantai timur pada Minggu (14/12) menurut militer Korea Selatan. Insiden ini terjadi ketika ketegangan meningkat setelah Pyeongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua dan satelit mata-mata militer pertamanya baru-baru ini.
Laporan dari Reuters menyebutkan ada sebuah proyektil yang diyakini sebagai rudal telah jatuh, menurut penjaga pantai Jepang. Rudal tersebut tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, kata lembaga penyiaran publik NHK.
Rudal ditembakkan dari wilayah Pyongyang sekitar pukul 14:55 waktu setempat, kata militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan. Mereka menyebut bahwa Seoul sedang menjalankan analisis terhadap rudal tersebut sambil berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Pada November 2023 lalu, Korea Utara mengatakan pihaknya berhasil menguji mesin bahan bakar baru yang dirancang untuk rudal balistik jarak menengah. Korea Utara telah meningkatkan tekanan terhadap Seoul dalam beberapa pekan terakhir, menyatakan Korea Selatan sebagai “musuh utama”. Mereka juga menyatakan bahwa Korea Utara tidak akan pernah bersatu kembali dengan Korea Selatan dan berjanji untuk meningkatkan kemampuannya dalam melancarkan serangan nuklir terhadap Amerika Serikat dan sekutu Amerika di Pasifik.
Pada Desember, Korea Utara mengatakan telah menguji rudal balistik antarbenua terbarunya untuk mengukur kesiapan perang nuklir melawan musuh.
