BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Houthi Membuat Kekacauan di Laut Merah dengan Serangan Terbesar, Pelayaran Terganggu

Kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan jumlah besar pesawat tak berawak dan rudal skala besar di Laut Merah yang dianggap sebagai yang terbesar dalam koridor pelayaran internasional yang telah memaksa perusahaan pelayaran menghindari Terusan Suez – sumber pendapatan utama bagi Mesir ketika negara itu sedang berjuang menghadapi krisis ekonomi yang parah. Serangan itu diduga menargetkan kapal Amerika Serikat (AS) yang memberikan dukungan kepada Israel selama perang melawan Hamas di Gaza.

Juru bicara militer Yahya Saree mengatakan telah dilakukan operasi militer gabungan dengan sejumlah besar rudal balistik dan angkatan laut serta drone. Pada Rabu, militer AS mengatakan pasukan Amerika dan Inggris menembak jatuh 18 drone dan tiga rudal yang diluncurkan oleh Houthi menuju jalur pelayaran di Laut Merah. Serangan ini dianggap sebagai yang terbesar yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Yaman dalam kampanye Laut Merah terhadap kapal-kapal yang mereka anggap terkait dengan Israel.

Serangan tersebut telah menyebabkan perusahaan pelayaran menghindari Terusan Suez dan telah menyebabkan penurunan 35% kargo yang diangkut melalui Terusan Suez pada minggu pertama 2024. Sejak kelompok Houthi mulai menyerang kapal-kapal sebagai respons terhadap pemboman Israel di Jalur Gaza, perusahaan-perusahaan memilih rute yang jauh lebih panjang di sekitar Tanjung Harapan di Afrika. Rute yang mengelilingi Afrika mengalami lonjakan kargo sebesar 67,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Maersk, perusahaan pelayaran Denmark mengatakan bahwa pihaknya akan mengalihkan semua kapal menjauh dari Laut Merah di masa mendatang karena situasi yang sangat fluktuatif, yang telah meningkatkan biaya asuransi.

Sejak 18 November, 25 kapal komersial telah diserang di Laut Merah bagian selatan dan Teluk Aden menurut militer AS. Dampak finansial, meskipun terbatas untuk saat ini, akan sangat merugikan jika serangan Houthi terus menghambat lalu lintas melalui arteri maritim utama yang menghubungkan Eropa dan Asia. Konflik tersebut telah merugikan Mesir, menghasilkan biaya transit sebesar US$9,4 miliar pada tahun fiskal 2022/23. Para analis memperkirakan bahwa akan sangat merugikan jika serangan Houthi terus menghambat lalu lintas melalui Terusan Suez.

Exit mobile version