KABAR DPR – Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti, memilih menginap di Pondok Pesantren Miftahul Huda Dua Ribu, Banjar Agung, Tulang Bawang, setelah menyelesaikan semua rangkaian safari politik di Lampung pada Rabu (10/1/2024).
Ratusan santri-santriwati yang mengenakan kerudung berwarna merah tampak menyambut kedatangan Atikoh yang tiba di lokasi pada Rabu sekitar pukul 19.45 WIB. Kali ini, Atikoh atau akrab disapa Ning Atikoh mengikuti kebiasaan suaminya dengan menginap di rumah warga.
Atikoh kemudian menyapa santriwati yang berbaris. Dia juga menyapa para warga yang ikut menyambut kehadiran ibu dari Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
Beberapa warga bahkan menarik Atikoh agar mereka bisa memeluk cucu dari cucu KH Hisyam A Karim, pendiri Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin, Purbalingga. Ia terlihat tidak canggung ketika berada di pesantren, karena terbiasa dengan lingkungan tersebut sejak kecil.
Ketua DPC PDI Perjuangan Tulang Bawang, Winarti, menjadi tokoh yang menemani Atikoh ketika datang ke Pondok Pesantren yang berhias hijau.
Winarti pun meminta izin kepada seluruh warga Pondok Pesantren Miftahul Huda Dua Ribu di Tulang Bawang untuk menerima Atikoh bermalam.
“Malam ini beliau akan menginap setelah mengaji. Bolehkah dia tinggal di sini?” tanya Winarti kepada warga pesantren yang dijawab bahwa mereka diizinkan.
Mantan Bupati Tulang Bawang itu berharap kepada warga pesantren untuk mendoakan Agikol agar nyaman.
“Nantinya Doakan ibu Ganjar menginap di sini agar betah. Boleh tidak,” ucap Winarti.
Siti Atikoh kemudian diberi kesempatan untuk berpidato di pesantren, namun tidak ingin berbicara membelakangi para kiai dan ustaz setempat. Dia kemudian menggeser duduk ke sisi kiri ruangan agar tidak berbicara membelakangi para kiai dan ustaz setempat.
Tak ada tema politik yang dibicarakan Atikoh. Dia justru banyak bercerita tentang dirinya dan refleksi perjalanan hidupnya. Atikoh mengawali dengan pernyataan senang sekarang ada banyak orang yang menyambutnya dan mengizinkannya menginap saat berkunjung ke daerah.
“Nanti kalau ke Jawa Barat tidak usah bingung, sekarang sudah ada bapak angkat,” katanya.
Dia lalu tidak ingin berbicara banyak dan lebih memilih mengajak santri berselawat untuk menghabiskan malam.
“Kita berselawat, ya. Selawat nariyah bersama-sama,” ajak Atikoh santriwati.
Cucu pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran KH Hasyim A Karim kemudian memimpin Selawat Nariyah dengan sangat fasih.
Para santriwati kemudian mengikuti, dan sesekali Atikoh mengangguk-anggukkan kepala ketika menyampaikan Selawat Nariyah.
Setelah berselawat, Atikoh berbicara lagi, mengingatkan para santriwati untuk sabar menghadapi setiap rintangan.
“Setiap masalah, Allah tidak akan memberikan masalah di luar kemampuan,” ujarnya.
Atikoh kemudian mengajak santriwati untuk berselawat dengan Allahulkahfi dan kembali melantunkan doa tersebut dengan fasih. Kegiatan malam ditutup dengan doa, lalu beberapa anggota dari Pondok Pesantren Miftahul Huda Dua Ribu mengajak Atikoh berfoto bersama.