Serangan terhadap kelompok Houthi Yaman oleh Amerika Serikat (AS) baru-baru ini nampaknya tidak akan menghilangkan ancaman yang mereka tampilkan terhadap pelayaran internasional. Kelompok pemberontak yang didukung Iran ini telah bertahan bertahun-tahun dari serangan udara besar-besaran yang dilancarkan negara-negara Teluk.
Pasukan AS dan Inggris menargetkan hampir 30 lokasi dengan lebih dari 150 amunisi selama semalam, menggunakan drone, rudal, dan radar untuk memusnahkan pemberontak yang telah beberapa kali menyerang kapal dagang di Laut Merah dalam beberapa pekan terakhir.
AS masih memiliki pilihan militer tambahan, dan pejabat tinggi telah memperingatkan akan tindakan lebih lanjut jika serangan di Laut Merah berlanjut. Akan tetapi, perluasan serangan udara di Yaman juga berisiko meningkatkan eskalasi dengan Iran, sesuatu yang ingin dihindari oleh AS.
Letnan Jenderal AS Douglas Sims mengatakan bahwa Houthi telah menembakkan rudal balistik anti-kapal sebagai tanggapan atas serangan AS. Oleh karena itu, Sims mengantisipasi dampak yang lebih luas atas kondisi ini.
Jon Alterman, direktur Program Timur Tengah di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mengatakan bahwa serangan baru-baru ini mungkin akan mengurangi, tetapi tidak mengakhiri ancaman Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah.
Mark Schwartz, pensiunan letnan jenderal Angkatan Darat AS yang kini menjadi rekan senior di RAND, juga memperkirakan bahwa serangan Houthi terhadap kapal-kapal perkapalan akan terus berlanjut.
Kelompok Houthi telah menjadi sasaran ribuan serangan dari koalisi pimpinan Arab Saudi sejak tahun 2015, namun Riyadh kini menginginkan gencatan senjata. Arab Saudi telah menarik militernya dari negara tersebut karena pemberontak belum terkalahkan dan masih menguasai sebagian besar wilayah Yaman.
Kelompok ini mengklaim bahwa mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza, di mana terdapat medan perang Israel dalam memerangi kelompok militan Hamas. Sementara itu, AS berdalih bahwa puluhan negara memiliki hubungan erat dengan kapal-kapal yang telah diserang Houthi tersebut.