Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Jaber al-Sabah meninggal dunia pada usia 86 tahun. “Dengan kesedihan dan duka yang mendalam, kami – rakyat Kuwait, negara-negara Arab dan Islam, serta masyarakat sahabat di dunia – berduka atas mendiang Yang Mulia Emir, Syekh Nawaf Al Ahmad Al Jaber Al Sabah, yang berpulang di hadapan Tuhannya, hari ini,” ungkap Sheikh Mohammed Abdullah al-Sabah, menteri pengadilan emiri, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi pemerintah pada hari Sabtu waktu setempat, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (16/12/2023). Pihak berwenang tidak mengungkapkan penyebab kematiannya, namun mengumumkan dimulainya masa berkabung resmi selama 40 hari dan penutupan departemen pemerintah selama 3 hari.
Putra mahkota Kuwait dan saudara tirinya, Sheikh Meshaal al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, 83, kemudian diangkat menjadi emir baru. Ini berdasarkan pernyataan dari Issa Al-Kandari, wakil perdana menteri dan menteri negara untuk urusan kabinet. Untuk diketahui, Syekh Nawaf dilantik pada September 2020 setelah kematian saudara tirinya, Syekh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, di Amerika Serikat pada usia 91 tahun. “Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi Kuwait. Syekh hanya berbuat baik untuk negara. Warisannya akan dikenang dengan penuh kasih,” kata Bader al-Saif, seorang profesor sejarah di Universitas Kuwait, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Eranya sangat penting meskipun ini adalah era terpendek ketiga dalam sejarah Kuwait,” imbuhnya. Adapun Syekh Nawaf memegang jabatan tinggi selama beberapa dekade sebelum dia mengambil alih kekuasaan. Ia diangkat sebagai pewaris pada tahun 2006, kemudian menjabat sebagai menteri pertahanan ketika pasukan Irak menginvasi emirat kaya minyak tersebut pada tahun 1990. Ia juga bekerja sebagai menteri dalam negeri ketika menghadapi tantangan dari kelompok bersenjata. Populer di kalangan keluarga penguasa al-Sabah, ia memiliki reputasi sebagai orang yang rendah hati dan rendah hati.