BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Komisi VII Mendorong PT IMIP untuk Menghentikan Operasional Akibat Ledakan Smelter di Morowali

Komisi VII Mendorong PT IMIP untuk Menghentikan Operasional Akibat Ledakan Smelter di Morowali

Anggota Komisi VII DPR RI, Yulian Gunhar, meminta agar PT Indonesia Tsinghan Stainless Steel (ITSS) menghentikan sementara operasi smelter mereka untuk mengolah nikel. Hal ini dilakukan agar pihak kepolisian dapat melakukan investigasi terkait ledakan yang terjadi di perusahaan tersebut di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Menurut Yulian, penghentian sementara juga bertujuan untuk memastikan keamanan operasional smelter dari kejadian serupa di masa depan. “Selama pengusutan masih berjalan, operasional PT IMIP harus menghentikan operasionalnya. Juga dipastikan tingkat keamanan terjamin dari kejadian kebakaran,” ujarnya kepada media, di Jakarta, pada Minggu (24/12/2023).

Ledakan hebat terjadi pada tungku smelter milik PT ITSS yang menewaskan 13 orang pekerja dan melukai 22 orang pekerja teknis lainnya. Kapolda Sulteng, Irjen Pol Agus Nugroho Agus, menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut terjadi ketika tim teknis dari PT ITSS melakukan perbaikan terhadap salah satu tungku feronito di lantai dua gedung PT ITSS.

Maka dari itu, Yulian meminta pihak kepolisian segera mengusut tuntas penyebab kebakaran tersebut. “Kami dari Komisi VII DPR RI meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kebakaran yang terjadi di PT IMIP, hingga ditemukan penyebab bencana yang menelan korban jiwa para pekerja itu,” jelasnya.

Yulian menambahkan bahwa investasi dan pengusutan menjadi hal penting untuk memastikan apakah kejadian ini akibat kelalaian atau masalah peralatan. “Melalui investigasi akan ditemukan, apakah karena kelalaian? Atau apakah karena peralatan yang digunakan kurang layak? Selain itu, perlu dipastikan bagaimana perawatan terhadap peralatan smelter secara berkala sesuai aturan,” katanya.

Masalah peralatan, menurutnya, harus menjadi perhatian pihak-pihak terkait, antara lain perusahaan smelter dan Kementerian Perindustrian selaku pengawas dalam hal ini. “Untuk itu, diperlukan investigasi menyeluruh dari pihak berwajib serta Kementerian Perindustrian selaku pengawas, untuk mencari penyebab insiden yang terjadi,” tegasnya.