Anggota komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, menyoroti masalah penyakit malaria dan demam berdarah yang menjadi endemi di Provinsi Kalimantan Timur. Menurutnya, masalah kesehatan ini sangat penting karena kesehatan merupakan kunci keberhasilan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Oleh karena itu, ia berharap masalah kesehatan tidak mengganggu investasi, terutama dari negara maju.
“Negara maju selalu mempertanyakan masalah kesehatan ketika berinvestasi di Indonesia. Masalah kesehatan, terutama malaria dan demam berdarah, masih memerlukan banyak kerja keras untuk ditangani, tapi sekarang sudah mulai menurun. Karena ini penyakit endemik yang muncul musiman, terutama saat musim penghujan, maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur harus benar-benar serius, terutama terkait kesehatan para pekerja di sana,” kata Edy Wuryanto di sela-sela Kunjungan Kerja komisi IX DPR di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (8/12/2023).
Penyakit malaria dan demam berdarah menjadi endemik di Provinsi Kalimantan Timur. Bahkan, pada tahun 2022, terjadi kejadian luar biasa (KLB) dua kali. Oleh karena itu, Provinsi Kaltim harus lebih serius dalam mengatasi demam berdarah.
Edy Wuryanto juga menyambut baik upaya dari pemerintah Kaltim bersama Kemenkes dalam meminimalisir persoalan kesehatan masyarakat Kalimantan Timur, yaitu dengan melakukan pencegahan melalui pilot project nyamuk Wolbachia, yang merupakan salah satu teknologi biologis untuk pengendalian nyamuk demam berdarah.
“Saya mengapresiasi pemerintah Kaltim yang juga terlibat dalam pilot project untuk menekan nyamuk aedes aegypti dengan nyamuk Wolbachia. Saya pikir ini akan menjadi terobosan baru dalam menurunkan angka penyakit demam berdarah di Provinsi Kalimantan Timur,” tutupnya.