BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Menanti Kabar Baik! Harga Beras Akan Turun, Ini Petunjuknya

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi beras pada bulan November 2023 sebesar 0,43%. BPS menyebutkan bahwa terjadi penurunan dengan tekanan yang terus melemah. Harga beras diperkirakan akan menunjukkan tanda-tanda melandai dalam beberapa waktu ke depan.

Meski begitu, beras masih termasuk dalam kelompok utama penyumbang inflasi baik secara bulanan maupun tahunan di bulan November 2023. Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh. Edy Mahmud, penurunan laju inflasi terlihat pada penurunan tipis di tingkat produsen ke penggilingan padi.

“Dalam waktu ke depan akan terlihat transmisi penurunan ini sampai dari penggilingan padi ke tingkat pedagang grosir hingga pedagang eceran. Data kami tadi terlihat masih tipis ya dari produsen ke penggilingan,” kata Edy dalam konferensi pers, Jumat (1/12/2023).

Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras medium di tingkat penggilingan turun Rp10 menjadi Rp12.260 per kg dan beras premium turun Rp30 menjadi Rp13.410 per kg. Di pedagang grosir, harga beras premium turun Rp10 menjadi Rp14.490 per kg dan beras medium stabil di Rp12.350 per kg.

Di pedagang eceran, harga beras premium turun Rp40 menjadi Rp14.960 per kg dan beras medium turun Rp30 menjadi Rp13.170 per kg.

“Inflasi beras bulan November 2023 turun sebesar 19,20% dengan andil inflasi 0,58% (secara tahunan),” tambah Edy.

BPS mencatat, jumlah kota yang mengalami deflasi beras di bulan November 2023 semakin bertambah dari 14 kota menjadi 21 kota. Penurunan laju inflasi beras disebabkan oleh wilayah penghasil gabah/padi yang memasuki masa panen. Intensitas panen yang meningkat diharapkan dapat menurunkan laju inflasi beras hingga ke pedagang eceran atau konsumen.

Penyebab lain dari penurunan laju inflasi beras di bulan November 2023 adalah realisasi penugasan impor beras. Dengan masuknya pasokan untuk penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan, penyaluran beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga beras) menciptakan efek psikologis stabilisasi harga beras.

Harga gabah kering panen (GKP) turun 1,94% secara bulanan, namun masih lebih tinggi 24,46% secara tahunan. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) turun 1,45% secara bulanan, namun masih mengalami kenaikan 31,22% secara tahunan.

Harga beras di tingkat penggilingan turun 0,50% secara bulanan dan naik 27,50% secara tahunan. Di tingkat grosir, harga beras masih mengalami kenaikan 0,49% secara bulanan dan 21,50% secara tahunan. Di tingkat eceran, harga beras masih naik 0,43% secara bulanan dan 19,20% secara tahunan.

Secara garis besar, harga gabah di tingkat petani mengalami penurunan secara bulanan, tapi di tingkat grosir dan eceran mengalami kenaikan.