BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Kurma Bioetanol Belum Mendapat Perhatian di Indonesia, Ini Sebabnya

Kurma Bioetanol Belum Mendapat Perhatian di Indonesia, Ini Sebabnya

Dewan Energi Nasional (DEN) Indonesia mengidentifikasi beberapa pekerjaan rumah yang perlu segera diselesaikan agar pengembangan bioetanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa menjadi kompetitif.

Satya Widya Yudha, anggota DEN, menyebut salah satu kendala pengembangan bioetanol di dalam negeri adalah pungutan bea cukai untuk etanol fuel grade yang akan digunakan sebagai campuran BBM. Menurutnya, kondisi ini cukup memberatkan bagi pengembangan bioetanol di Indonesia.

Satya juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah menegaskan PT Pertamina untuk memanfaatkan produksi bioetanol sebagai campuran BBM, salah satunya melalui BBM bernama Pertamax Green 95 yang merupakan campuran Pertamax dengan bioetanol sebesar 7% (E7).

Dia juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki target produksi bioetanol hingga 1,2 juta kilo liter (kl) pada tahun 2030, yang termuat dalam peta jalan yang menjadi amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).