BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Bapak Zionisme: Palestina Menganggapnya Sebagai Mimpi Buruk

Bapak Zionisme: Palestina Menganggapnya Sebagai Mimpi Buruk

Gerakan Zionisme kini menjadi sorotan dunia seiring dengan perang antara Israel dan Hamas. Nama Theodor Herzl muncul ke permukaan.

Nama Theodor Herzl mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat umum. Ia merupakan pencetus Zionisme, yang membuat Israel bisa berdiri sebagai sebuah negara Yahudi.

Israel dilabeli negara zionis karena mendirikan negara dengan mencaplok wilayah Palestina berkat gerakan yang dicetuskan oleh aktivis politik Yahudi dan jurnalis berkewarganegaraan Austria-Hungaria tersebut.

Herzl meninggal lebih dari 40 tahun sebelum negara Israel terbentuk. Namun, Herzl merupakan seorang organisator, propagandis, dan diplomat yang berperan besar membuat Zionisme menjadi gerakan politik berpengaruh di dunia.

Mengutip Britannica, Herzl lahir di Budapest, Hungaria, pada 2 Mei 1860. Dia merupakan putra dari pasangan sebuah keluarga Yahudi sekuler, Jacob dan Jeanette Herzl, yang kemudian pindah ke Wina pada 1878.

Di Wina, Herzl masuk ke Universitas Wina dan mendapat gelar doktor hukum pada 1884. Setelah lulus, dia sempat bekerja dalam waktu singkat di Wina dan Salzburg sebagai jurnalis surat kabar lokal di Wina, kemudian koresponden Neue Freie Presse, hingga editor berita.

Sepanjang kariernya di dunia jurnalistik, Herzl percaya anti-semitisme sebagai masalah yang tidak bisa diselesaikan dan hanya bisa diselesaikan oleh orang Yahudi. Dia menganggap bahwa solusi mengatasinya adalah dengan balasan yang terorganisir oleh orang-orang Yahudi.

Salah satu solusi yang dicetuskan Herzl adalah dengan mendirikan negara Yahudi. Pada 1896, dia menerbitkan buku berjudul “Der Judenstaat” yang mendapat kecaman sekaligus pujian karena berisi gagasan pendirian negara Yahudi.

Para pendukung gerakan Zionis pun terbentuk dan Herzl mengadakan Kongres Zionis pertama pada 1897. Sebagai pemimpin, dia mengambil membantu untuk segera mendirikan negara Yahudi.

Herzl memimpin Organisasi Zionis selama tujuh tahun sampai kematiannya pada 1904. Setelah 40 tahun kematiannya, negara Yahudi Israel pun berdiri pada 1948.

Meski telah meninggal sebelum negara Israel dibangun, Herzl disebut menjadi seorang organisator, propagandis, dan diplomat yang berperan besar membuat Zionisme menjadi gerakan politik berpengaruh di dunia.