BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Arab Saudi Mengindikasikan Perubahan Terkait Kehabisan Cadangan Minyak

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman telah menolak untuk mendukung penghapusan bahan bakar fosil dalam perundingan iklim COP28 PBB. Keputusan ini telah membuat perundingan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) menjadi sulit.

Penghentian bahan bakar fosil telah dimasukkan ke dalam draf pertama perjanjian aksi iklim yang sedang diperbincangkan oleh para delegasi. Perbincangan ini dijadwalkan selesai pada 12 Desember mendatang.

Namun Pangeran Abdulaziz, yang juga merupakan saudara tiri Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), menyatakan bahwa Arab Saudi, sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, tidak akan menyetujuinya, “Sama sekali tidak,” ujarnya dalam wawancara dengan Bloomberg di Riyadh, seperti dikutip dari AFP, Selasa (5/12/2023).

Dalam wawancara pekan lalu dengan AFP, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyuarakan untuk menghentikan total penggunaan bahan bakar fosil. Namun Pangeran Abdulaziz menolaknya dan menantang orang-orang yang mendukung penghentian bertahap untuk melakukannya sendiri.

Pangeran Abdulaziz juga mencemooh sumbangan Barat untuk dana kerugian dan kerusakan iklim sebagai “perubahan kecil” dan mengkritik janji-janji negara-negara barat kepada negara-negara berkembang terkait dana iklim.

Arab Saudi sendiri telah berkomitmen untuk memperbarui sumber energinya, berinvestasi pada energi terbarukan, dan meningkatkan efisiensi energi seiring upaya dekarbonisasi perekonomiannya pada tahun 2030. Namun, target ini tidak termasuk emisi dari 8,9 juta barel minyak per hari yang diekspor Arab Saudi.

Exit mobile version