BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Penyebab Menurunnya Analisa 5 Ahli Ekonomi RI: Dimana Kesalahan Terjadi?

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023, di mana realisasinya mencapai 4,94% secara year on year (yoy). Melambat dibandingkan tujuh kuartal sebelumnya yang di atas 5%. Pendorong utama dari perekonomian selama Juli-September ini adalah konsumsi rumah tangga, yang tumbuh 5,06%. Meskipun pemerintah mengakui kelompok ini terealisasi di bawah ekspektasi. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) agak mengejutkan dengan pertumbuhan tinggi, yaitu 5,77%. Sementara ekspor dan impor sama-sama kontraksi, masing-masing -4,26% dan -6,76%. Hal yang serupa juga terjadi pada konsumsi pemerintah -3,76% imbas percepatan pencairan gaji ke 13 ASN TNI Polri menjadi kuartal II-2023. Konsumsi LNPRT tumbuh tinggi 6,21% karena aktivitas politik jelang pemilu.

Ekonom Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, mengatakan pertumbuhan ekonomi memang melambat secara year on year pada periode Q3 2023. Akan tetapi, jika dilihat secara kuartalan, ekonomi Indonesia masih tumbuh solid. Ia menilai faktor global menjadi penyumbang melambatnya perekonomian Indonesia. Menurutnya, untuk tahun ini, ekspor Indonesia cenderung menurun karena melemahnya permintaan global, terutama dari China yang menjadi mitra dagang utama Indonesia.

Ekonom Bank Permata, Josua Perdede, melihat lemahnya perekonomian pada kuartal III-2023 disebabkan oleh belanja pemerintah yang tidak optimal. Sementara konsumsi rumah tangga dan PMTB masih solid. Tingginya ketidakpastian, pelemahan perekonomian global, dan turunnya harga komoditas juga memberikan andil terhadap pelemahan ekonomi Indonesia.

Ekonom senior sekaligus mantan Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati, memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2023 akan semakin melemah. Ia mengatakan data pertumbuhan ekonomi dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan pola perlambatan ekonomi di akhir tahun terus berulang. Anny menyebut faktor domestik berperan besar terhadap pola perlambatan ekonomi di akhir tahun. Faktor-faktor tersebut antara lain perayaan puasa, Idul Fitri, dan libur panjang yang mendongkrak konsumsi masyarakat. Inflasi juga berkontribusi terhadap pelemahan ekonomi, terutama inflasi pangan dan kenaikan harga bahan bakar minyak.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Andry Asmoro, melihat pelemahan ekonomi disebabkan oleh efek musiman, mengingat Lebaran jatuh pada kuartal sebelumnya. Peningkatan inflasi hingga batas tertentu juga menghambat daya beli masyarakat, terutama masyarakat berpendapatan rendah. Peningkatan PMTB didukung oleh investasi pemerintah pada proyek infrastruktur publik. Ekonom DBS Bank, Rad

Exit mobile version