BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Menakjubkan! Singapura memiliki sebuah perairan kecil yang menjadi surga bagi ikan-ikan hias.

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono mengumumkan bahwa nilai ekspor ikan hias Indonesia telah berhasil mengungguli Singapura dan Belanda. Saat ini, Indonesia menempati peringkat kedua terbesar di dunia dalam ekspor ikan hias setelah Jepang, diikuti oleh Singapura dan Belanda.

Berdasarkan data International Trade Statistics, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2022 mencapai US$ 36,4 juta atau 11,3% dari total ekspor ikan hias dunia senilai US$ 321 juta.

Selain itu, total nilai pasar ikan hias dunia, termasuk pasar domestik masing-masing negara dan antar negara, diperkirakan mencapai US$ 6,27 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan terkompound (CAGR) sebesar 10,25% pada periode tahun 2022-2023, mencapai US$ 16,63 miliar pada tahun 2032.

Keberhasilan ini menjadikan Indonesia sebagai eksportir ikan hias terbesar kedua di dunia, menggeser posisi Singapura dan Belanda.

Menteri Trenggono juga mengungkapkan keheranannya terkait Singapura yang sebelumnya menempati peringkat kedua dalam ekspor ikan hias terbesar di dunia. Pasalnya, Singapura adalah negara kecil yang tidak memiliki laut.

“Sangat aneh, Singapura adalah negara kecil yang tidak memiliki laut, tetapi mereka memiliki jumlah ikan hias yang cukup besar. Ikan hias tersebut sebenarnya berasal dari Indonesia, tetapi mereka mengekspornya dengan merek sendiri,” ungkapnya.

Sementara itu, Jepang masih menempati peringkat pertama dalam ekspor ikan hias terbesar di dunia dengan nilai US$ 48,95 juta atau 15,3% dari total ekspor dunia.

Trenggono juga mencatat bahwa pada semester pertama tahun 2023, nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai US$ 20,5 juta atau meningkat sebesar 16,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Hal ini berbeda dengan negara-negara pesaing Indonesia seperti Jepang, Singapura, dan Belanda yang mengalami penurunan sebesar 8,3%, 9,8%, dan 37,2%.

“Walaupun saat ini Indonesia masih berada pada peringkat kedua di dunia, pencapaian positif tersebut meyakinkan kita semua bahwa di masa depan Indonesia dapat menjadi eksportir ikan hias terbesar di dunia. Kita diberikan kekayaan berbagai jenis ikan hias endemik yang luar biasa dengan nilai ekonomi yang tinggi,” ujar Trenggono.

Trenggono juga menyebutkan beberapa jenis ikan hias endemik Indonesia yang memiliki potensi, antara lain Arwana Super Red, Arwana Super Gold, Arwana Super Silver, Arwana Jardini, dan Botia.

Untuk menjaga keberlanjutan usaha ikan hias, Trenggono menekankan perlunya implementasi berbagai kebijakan seperti perlindungan plasma nutfah, hak atas indikasi geografis, dan kebijakan lain yang mendukung. Usaha ikan hias juga telah mendorong sektor bisnis lainnya seperti tanaman akuatik, ruang akuatik, karang hidup, akuarium, pakan ikan hias, dan sebagainya yang memiliki potensi pasar yang besar dan memberikan efek multiplier pada sektor bisnis lainnya. [wur]

Exit mobile version