Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa saat ini sistem kelistrikan Jawa-Bali masih mengalami kelebihan suplai listrik. Oleh karena itu, penurunan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah tersebut dapat dilakukan. Salah satu PLTU yang menjadi fokus adalah PLTU Suralaya 1, 2, 3, dan 4.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu mengakui bahwa akan ada penurunan kapasitas di PLTU, namun ia tidak dapat memastikan apakah PLTU Suralaya 1, 2, 3, dan 4 yang akan terkena penurunan.
Jisman menyatakan bahwa walaupun kapasitasnya dikurangi, hal tersebut tidak akan berpengaruh pada pasokan listrik. Sistem Jawa-Bali saat ini memiliki kelebihan pasokan listrik, sehingga jika ada pembiayaan untuk pembangkit tertentu seperti PLTU, hal tersebut tidak akan sulit dilakukan karena sistem ini memiliki kelebihan kapasitas.
Menurut Jisman, jika ingin mencapai target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC), maka penurunan emisi di pembangkit batu bara perlu digantikan dengan pembangkit yang menggunakan energi terbarukan. Hal ini perlu dipikirkan dengan matang agar dapat memenuhi penurunan emisi yang diharapkan.