BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Inovasi Pengganti Timbal untuk Industri Didorong oleh Strategi Kementerian Koordinator Marves

Inovasi Pengganti Timbal untuk Industri Didorong oleh Strategi Kementerian Koordinator Marves

Jumat, 20 Oktober 2023 – 18:56 WIB

Jakarta – Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi sedang melakukan kampanye tentang bahaya paparan timbal dari produk yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari.

Baca Juga :

Kinerja Sawit Jadi Salah Satu Tulang Punggung Ekonomi RI Dibayangi Ketidaksinkronan Aturan

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinasi Kemaritiman dan Investasi, Rofi Alhanif, setuju dengan hal tersebut. Ia memastikan bahwa pemerintah saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi penggunaan timbal dalam industri agar tidak memberikan dampak negatif pada masyarakat.

“Saya kira mungkin sampai saat ini kehadiran timbal dari berbagai industri tidak bisa 100 persen dihilangkan. Kami mendengar bahwa sudah banyak alternatif pengganti timbal tersebut, namun sepertinya belum dapat diakses oleh seluruh industri,” kata Rofi dalam keterangannya, Jumat, 20 Oktober 2023.

Baca Juga :

IHSG Tertekan Pelemahan Rupiah, Cek Saham-saham Berpotensi

Data dari Unicef menunjukkan bahwa lebih dari 8 juta anak di Indonesia memiliki kadar timbal dalam darah di atas 5 mikrogram per desiliter. Paparan ini dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan anak-anak, masyarakat, dan bahkan dapat berdampak fatal bagi tubuh manusia.

Baca Juga :

Stafsus Presiden Diaz, Ingin Proyek Swasta dan Pemerintah Pakai Semen Ramah Lingkungan

“Saya kira sudah banyak buktinya di Indonesia, yang dampaknya terlihat langsung,” ujarnya.

Karenanya, pemerintah berharap Kementerian Perindustrian dapat mengembangkan teknologi yang dapat menggantikan timbal dalam dunia industri agar dampak dari timbal ini dapat diminimalisir. Oleh karena itu, Kementerian Koordinasi Kemaritiman dan Investasi juga mengapresiasi industri yang telah berusaha meninggalkan penggunaan timbal dalam proses produksi demi kelangsungan hidup manusia.

“Saya kira di Kementerian Perindustrian juga kita mulai mengembangkan bagaimana mengeliminasi/meminimalkan zat adiktif seperti timbal ini dalam produk yang rentan berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga menyebut timbal sebagai salah satu logam berat yang memiliki sifat beracun seperti sianida. Sekretaris IDI, dr Ulul Albab menekankan bahwa penggunaan timbal ternyata memiliki dampak yang besar pada kesehatan manusia dan lingkungan.

“Sama seperti sianida. Sianida memberikan efek dengan cepat. Efek dari timbal ini lambat tapi pasti dan juga fatal. Efeknya yang lama ini yang menyakitkan karena luar biasa,” ujar Ulul Albab.

Halaman Selanjutnya

Sumber : Pixabay

Halaman Selanjutnya