Kamis, 19 Oktober 2023 – 23:57 WIB
Jakarta – Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki program khusus yang mengajak masyarakat ambil bagian langsung dalam menekan emisi karbon. Strateginya antara lain melalui pemanfaatan potensi energi di wilayah sekitarnya, sekaligus memberikan manfaat dari sisi ekonomi bagi wilayah tersebut.
Baca Juga :
Pertamina dan Petronas Resmi Gantikan Shell di Blok Masela, Lapangan Gas Terbesar di RI
Sekretaris Perusahaan PHE, Arya Dwi Paramita menjelaskan, pihaknya telah memiliki strategi inisiatif dalam upaya menuju karbon nol atau (Net-Zero Emission/NZE), yakni transisi gas, dekarbonisasi, serta peluang penggunaan Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS).
Namun, Arya mengakui ada satu inisiatif tambahan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, yaitu Desa Energi Berdikari (DEB).
Baca Juga :
Pertamina Laporkan Temuan Migas Signifikan Hasil Eksplorasi 2 Tahun Terakhir, Potensi Masih Besar
“Pendekatan Desa Energi Berdikari di sini, kita memberikan awareness bahwa di sekitar mereka ada sumber energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan,” kata Arya dalam webinar DETalk dengan tema Climate Change Mitigation : Collaborative Strategies for Greener Energy Industry yang dikutip pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Baca Juga :
Komitmen Pertamina Patra Niaga Suplai Energi Lebih Baik Bagi Pelaku Industri Menuju Indonesia NZE
Dari awareness itu, Arya berharap masyarakat bisa memanfaatkannya. Manfaatnya tidak hanya sebatas mendapatkan energi dengan mudah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi,” ujar Arya.
Hingga saat ini, Arya menjelaskan bahwa telah ada 14 lokasi energi surya, yang menghasilkan tenaga listrik sekitar 75,05 kWp dengan pengurangan emisi sebesar 109.962 ton CO2 per tahun. Selain itu, estimasi efisiensi ekonomi mencapai Rp 139 juta per tahun.
Selain itu, terdapat tiga lokasi DEB yang mengembangkan biogas dan gas metana, dengan total produksi gas sebesar 793.795 M3 per tahun. Estimasi pengurangan emisinya mencapai 335.580 ton CO2 per tahun dan estimasi efisiensi mencapai Rp 589 juta per tahun.
Arya juga menyebutkan adanya satu lokasi hybrid yang memanfaatkan energi surya dan angin, dengan energi yang dihasilkan masing-masing sekitar 0,5 kWp dan estimasi pengurangan emisi sebesar 7,7 ton CO2. Estimasi efisiensi ekonomi mencapai Rp 7,7 juta per tahun.
Terakhir, terdapat dua lokasi pemanfaatan bioetanol. Produksi bioetanol mencapai 3.766,5 liter per tahun, dengan estimasi pengurangan emisi sebesar 7.525 ton CO2 per tahun dan efisiensi ekonomi mencapai Rp 18,06 juta per tahun.
“Program-program tersebut telah disertifikasi, sehingga para local hero bisa berkelanjutan dalam pengembangannya. Program ini memiliki potensi economic savings hingga Rp 757 juta per tahun, dengan potensi pengurangan emisi sebesar 343.219 ton setara CO2 hingga September 2023,” ujar Arya.
Halaman Selanjutnya
Kemudian, terdapat tiga lokasi DEB yang mengembangkan biogas dan gas metana, dengan total produksi gas sebesar 793.795 M3 per tahun. Estimasi pengurangan emisinya mencapai 335.580 ton CO2 per tahun dan estimasi efisiensi mencapai Rp 589 juta per tahun.