Jakarta – Pengamat politik Ujang Komarudin memberikan tanggapan terhadap beberapa lembaga asing yang belakangan mulai memperhatikan program pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Ujang berpendapat bahwa lembaga-lmebaga asing tersebut tidak menyukai Indonesia menjadi negara yang maju.
Baru-baru ini, beberapa lembaga asing mulai memperhatikan program Prabowo-Gibran, salah satunya adalah bank investasi besar dan penyedia layanan keuangan asal New York, Morgan Stanley.
Morgan Stanley menurunkan peringkat investasi di pasar modal Indonesia karena alasan melemahnya nilai tukar rupiah dan program kampanye Prabowo Subianto, seperti program makan siang dan susu gratis untuk pelajar yang dianggap dapat menimbulkan “beban fiskal yang besar.”
“Jika kita melihat bahwa niat lembaga asing selalu merendahkan Indonesia, selalu menyoroti program-program baru Prabowo-Gibran itu karena lebih kepada ketakutan atau paranoid asing terhadap Indonesia,” ujar Ujang kepada wartawan pada Kamis (27/6).
Ujang menyatakan bahwa program makan gratis dan bergizi yang baru-baru ini dipermasalahkan oleh asing dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat Indonesia terutama mereka yang membutuhkan.
“Jika kita melihat, mereka (pihak asing) menyoroti program Prabowo-Gibran terlihat bahwa mereka benci terhadap rakyat dan nasib bangsa Indonesia. Mereka tidak ingin melihat Indonesia maju,” lanjut Ujang.
Baru-baru ini, lembaga keuangan seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) juga mulai memperhatikan program makan gratis yang bergizi.
Ujang juga mengutip pernyataan yang pernah disampaikan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno mengenai “Jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, dicaci maki asing, karena itu yang benar.”
“Kita berbicara mengenai Bung Karno yang pernah menyarankan untuk mencari pemimpin yang dibenci karena itulah yang benar. Nah, ini, kepemimpinan Prabowo yang menjadi sorotan dan dibenci oleh asing karena Prabowo benar, tidak tunduk pada asing,” tegas Ujang.
“Penilaian dan kebencian asing terhadap Prabowo adalah kunci bahwa Prabowo adalah sosok pemimpin yang benar dan berjiwa ksatria,” tambahnya.