BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan

Respons Survei Litbang Kompas, Pengamat: Kepercayaan dan Keyakinan Publik bersama Prabowo-Gibran

Respons Survei Litbang Kompas, Pengamat: Kepercayaan dan Keyakinan Publik bersama Prabowo-Gibran

Jakarta – Pengamat politik dan Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengatakan bahwa adanya kesinambungan kepercayaan dan keyakinan publik terhadap pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang akan dilanjutkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto. Hal ini terungkap dari hasil survei terbaru Litbang Kompas yang mengindikasikan bahwa kesinambungan pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo didasari oleh berbagai faktor.

Ujang menilai bahwa kepercayaan tinggi publik terhadap pemerintahan Jokowi dan potensi Prabowo untuk melanjutkannya didasarkan pada kesuksesan dalam menangani berbagai persoalan bangsa Indonesia, seperti masalah ekonomi, kesehatan, dan lain-lain. Menurutnya, keyakinan dari masyarakat Indonesia terhadap Prabowo-Gibran layak dibanggakan karena diharapkan dapat membawa negara menuju kesejahteraan, keadilan, dan memberikan pengakuan di dunia internasional.

Ujang menambahkan bahwa capaian ini menjadi momentum baik bagi Prabowo-Gibran untuk mengelola dan membangun Indonesia menjadi lebih kuat dan mensejahterakan rakyat dalam kurun waktu lima tahun ke depan setelah pelantikan pada 20 Oktober mendatang. Ia juga menyebut bahwa masyarakat sangat bangga karena Prabowo-Gibran diyakini akan membawa perubahan dan perbaikan yang diharapkan dalam lima tahun ke depan.

Menurut survei Litbang Kompas selama dua periode pemerintahan Jokowi-Maruf, kepuasan publik tercatat positif. Bahkan, kepuasan publik di akhir masa jabatan Jokowi-Maruf tercatat lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Litbang Kompas juga menyebut bahwa sebagian besar publik yakin bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran akan meningkatkan martabat negara di mata internasional.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka oleh Litbang Kompas pada 27 Mei-2 Juni 2024 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak di 38 provinsi di Indonesia. Dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen, survei tersebut mendapatkan dana dari Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Source link