BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Banyak Korban Jadi Korban Maling yang Menggunakan WhatsApp untuk Membuat Rekening Ludes

Jakarta, CNBC Indonesia – Seiring dengan perkembangan teknologi, penipuan dan pencurian juga beralih ke dunia digital. Para pelaku kejahatan biasanya memanfaatkan kelalaian korban saat menggunakan aplikasi percakapan seperti WhatsApp.

Mereka menggunakan berbagai trik untuk mencuri data pribadi korban yang nantinya digunakan untuk melakukan penipuan keuangan. Ada beberapa metode yang sering digunakan, salah satunya adalah dengan mengirimkan file .APK yang dikemas dalam undangan digital. Ada juga yang mencoba menjerat korban dengan mengajak video call sex (VCS).

Berdasarkan berbagai sumber pada Minggu (21/7/2024), berikut adalah beberapa modus penipuan online yang sering terjadi di WhatsApp:

1. Modus Kurir
Penipuan ini melibatkan seseorang yang mengaku berasal dari perusahaan kurir seperti J&T. Pelaku akan mengirimkan lampiran file apk dengan judul ‘Lihat Foto Paket’ dan meminta korban untuk mengunduhnya. Saat diunduh, korban akan kehilangan uang dari rekening banknya. Data pribadi korban, termasuk informasi keuangan, juga akan dicuri oleh pelaku.

2. File Undangan Nikah
Sebuah file yang berupa undangan pernikahan akan dikirimkan kepada banyak pengguna WhatsApp. File apk ini berjudul ‘Surat Undangan Pernikahan Digital’ dengan ukuran 6,6 mb. Layaknya modus sebelumnya, pelaku akan memaksa korban untuk membuka file apk tersebut.

3. Surat Tilang Palsu
Banyak pengguna WhatsApp menerima file apk yang menyerupai surat tilang. File apk ini berjudul ‘Surat Tilang-1.0 apk’. Pengguna diingatkan untuk waspada terhadap penipuan dengan modus pengiriman surat tilang melalui WhatsApp.

4. Penipuan Atas Nama MyTelkomsel
Modus lainnya adalah penipuan dengan mencatut nama aplikasi milik Telkomsel, MyTelkomsel. Pelaku akan mengirimkan file apk kepada korban dan meminta untuk diunduh. File tersebut akan meminta izin akses pada beberapa aplikasi, termasuk foto, video, SMS, dan data akun layanan perbankan digital atau fintech.

5. Pengumuman dari Bank
Pelaku juga berusaha membuat pengumuman palsu atas nama bank terkait perubahan tarif transaksi dan transfer yang tidak masuk akal. Korban akan diminta untuk mengisi formulir melalui link yang sebenarnya akan mencuri data sensitif korban.

6. Undangan VCS
Penipuan ini melibatkan video call sex (VCS) dan pelaku akan memeras korban. Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, menekankan pentingnya kehati-hatian dan meminta korban untuk meminta bantuan kepada orang yang mengerti teknologi dalam menghadapi ancaman tersebut.

7. Menggunakan Kode QR
Pelaku juga mencoba mendapatkan informasi pribadi korban dengan mengombinasikan kode QR dan modus phishing. Kode QR akan mengarahkan korban ke situs tertentu yang dapat melacak aplikasi-aplikasi hingga alamat korban. Korban juga akan diarahkan ke situs web palsu yang sulit terdeteksi sebelum situs tersebut dibuka.

Sumber: https://cnbcindonesia.com/news/20240516191142-8-538826/modus-penipuan-whatsapp-bertambah-hingga-bos-alfa-berantas-parkir-liar

(mkh/mkh)

Exit mobile version