Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI, Endang Maria Astuti, menyatakan keprihatinannya terhadap kualitas makanan yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia. Endang menemukan masalah serius dalam sektor 5 terkait makanan siang yang diberikan kepada jemaah.
Menurut Endang, makanan siang tersebut terdiri atas karbohidrat sekitar 85 persen tanpa sayuran, dan hanya ikan sebagai lauk. Endang menekankan bahwa komposisi makanan seperti itu sangat berbahaya bagi kesehatan jemaah haji.
“Kita ingin menghormati dan memuliakan jemaah haji kita, sehingga konsumsi semacam ini sangat berbahaya,” ujarnya kepada Parlementaria di Makkah, Arab Saudi, pada Rabu (12/06/2024).
Selain itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar itu juga mengungkap laporan dari jemaah di sektor lain yang mengalami keracunan makanan karena makanan basi. Hal ini menyebabkan banyak jemaah mengalami diare dan pusing.
Makanan yang disajikan hanya bernilai sekitar 8 hingga 10 Riyal, jauh di bawah nominal kontrak sebesar 15 Riyal. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas katering yang dipesan.
Endang menegaskan pentingnya untuk mengevaluasi kontrak katering, apakah sesuai dengan yang telah disepakati atau terjadi penyimpangan. Ia juga membandingkan nilai anggaran dengan kualitas makanan yang disajikan.
“Ini perlu dievaluasi kedepannya agar jemaah kita mendapat perlakuan yang mulia dari segi konsumsi. Komisi VIII telah mendorong perbaikan ini dilaksanakan pada tahun ini,” jelas Endang.
Endang menambahkan bahwa insiden makanan basi yang menyebabkan lebih dari 50 jemaah sakit harus segera ditindaklanjuti. Keprihatinan ini muncul di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji Indonesia.
Evaluasi dan perbaikan kualitas makanan diharapkan dapat mencegah insiden serupa di masa mendatang, demi kesehatan dan kenyamanan jemaah haji.